Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sunat Pria Dewasa Cegah Penularan Penyakit pada Pasangan

Foto : Istimewa

Dokter Boyke Dian Nugraha.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sunat bagi pria dewasa memiliki sejumlah dampak positif baik dari aspek agama dan budaya serta aspek kebersihan dan kesehatan. Untuk aspek kebersihan dan kesehatan, sunat pria dewasa mencegah penularan penyakit untuk pasangannya.

"Pada pria yang tidak disunat, berpotensi terdapat kotoran, bakteri, atau virus lainnya di sekitar kepala penisnya. Dalam kondisi normal kepala penis pria yang tidak disunat tertutup kulup atau kulit dan perawatan khusus, seperti pembersihan secara berkala bagi pria yang tidak disunat," ujar praktisi kesehatan seksual dokter Boyke Dian Nugraha dalam webinar bertema Menelisik Sunat Bagi Pria Dewasa, Jumat (9/4).

Boyke menjelaskan risiko bagi pria yang tidak disunat yaitu terserangvvirus HPV atau Human Papillomavirus memicu terjadinya penyakit menular seksual (PMS) dan dalam kondisi tertentu bisa memicu kanker. Menurutnya, banyak sekali permintaan sunat untuk orang dewasa muncul dari pihak perempuan.

"Ada sejumlah pasangan justru pihak perempuan yang khawatir jika pasangannya tidak disunat terdapat bakteri Ecoli atau sejenisnya," jelasnya.

Ketua PP Ikatan Ahli Bedah Indonesia (Ikabi), Andi Asadul Islam, mengatakan awalnya sunat dilakukan cara konvensional. Proses pertama yaitu anestesi, pemotongan perlahan, lalu penjahitan.

Dia menilai proses pemotongan tersebut memiliki banyak risiko. Adapun risikonya yaitu perdarahan dan infeksi yang cukup tinggi karena adanya luka terbuka.

"Dulu awalnya sunat dengan cara konvensional. Didahului anestesi, terus dipotong sedikit dari atas dulu bagian kanan, melingkar ke kanan, lalu melingkar ke kiri baru dijahit," ucapnya.

Andi menjelaskan selain konvensional terdapat juga metode modern seperti laser atau electric couter. Metode ini menggunakan semacam lempeng besi tipis yang dipanaskan dengan listrik.

"Prinsipnya, sama seperti solder. Ketika ujung lempeng menyala proses pemotongan pun dilakukan," katanya.

Andi menekankan electric couter berbeda dengan metode klamp yang menggunakan semacam alat penjepit dan tanpa proses penjahitan. Di sisi lain, joka menggunakan klamp diameter penis maksimal yang dikhitan yakni 3,4 cm.

Dia menambahkan risiko perdarahan saat khitan tergantung ukuran penis. Semakin besar ukuran penis, makin besar juga pembuluh darah sehingga risiko perdarahan makin besar.

"Terdapat beberapa metode yang bisa menjadi prosedur pilihan ketika seseorang ingin dikhitan. Keputusan penggunaan metode khitan kembali lagi pada pasien," tandasnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top