Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Banjir I Wagub DKI Sebut Tanah Rendah Sebabkan Air Tak Surut dalam 6 Jam

Sumur Resapan Tak Efektif

Foto : ANTARA/Mentari Dwi Gayati

Jalan Bungur Besar Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, tergenang banjir sekitar 30 centimeter usai hujan deras, Selasa (18/1/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Banjir yang terjadi di Ibu Kota dalam ­beberapa hari terakhir membuktikan kalau sumur resapan tidak efektif mengatasi banjir.

JAKARTA - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menegaskan bahwa sumur resapan tidak efektif mengatasi banjir yang terjadi di Ibu Kota, karena masih terdapat genangan selama dua hari usai hujan berintensitas tinggi.??
Gembong menuturkan sumur resapan menjadi program unggulan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menangani banjir, namun hal itu tidak berhasil mengatasi persoalan itu. "Faktanya ada 26 ribu yang dibangun tahun 2021, faktanya kan tidak menjawab persoalan banjir, itu fakta jadi bukan Gembong yang ngomong," kata Gembong di Jakarta, kemarin.
Bahkan menurut Gembong, dalam persoalan banjir Jakarta, Anies Baswedan belum melakukan upaya nyata untuk menangani bencana tahunan Jakarta itu. Karenanya Gembong mengaku setuju dengan diksi "kerja senyap" yang dipilih Anies ketika mengklaim keberhasilan menangani banjir di Jakarta.
"Ya memang senyap, Pak Anies betul itu bahasanya senyap, karena memang tidak ada yang dikerjakan," ujar Gembong.
Menurut Gembong, tidak ada satu pun program penanganan banjir dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta yang dikerjakan Anies. Malah, Anies berfokus pada penanganan lumpur yang jadi pekerjaan setiap tahun untuk menormalkan kapasitas air, dan pembangunan sumur resapan yang akhirnya tidak efektif mengentaskan banjir Jakarta.
Gembong juga tak heran bila titik banjir hari Rabu ini terus bertambah di mana dari pukul 06.00 WIB hanya 31 titik banjir, pukul 15.00 WIB titik banjir bertambah menjadi 102 RT.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa banjir yang melanda wilayah Jakarta cepat surut. Anies menyebutkan, banjir bisa cepat surut karena kerja sistematis dari jajaran Pemprov DKI Jakarta.
Anies menuturkan, lebih dari 100 pompa bergerak dan 480 pompa stasioner untuk mengurangi genangan. "Semua dikerahkan untuk memompa dari kawasan tergenang dan dialirkan ke saluran/kanal/sungai. Surut cepat karena semua sumber daya dikerahkan. Itulah kerja jajaran DKI: senyap dan tuntas!," ucap Anies menambahkan.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyebutkan sebaiknya Gubernur Anies Baswedan lebih fokus kepada penyelesaian normalisasi dan naturalisasi.
"Apa yang dibuat oleh gubernur hari ini, perencanaan sumur resapan ini tidak ada gunanya. Harus diberesin itu yang namanya program normalisasi dan naturalisasi itu," ujar Prasetyo.


Rehabilitasi Saluran Air
Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Jakarta Nirwono Yoga mengatakan pembangunan sumur resapan di ibu kota tidak efektif menanggulangi genangan atau banjir. "Banjir yang terjadi sekarang, sekali lagi menunjukkan atau membuktikan bahwa pembangunan sumur resapan tidak efektif sama sekali dalam mengatasi genangan atau banjir lokal," kata Nirwono di Jakarta, Kamis (20/1).
Nirwono Yoga menjelaskan, banjir yang terjadi menunjukkan buruknya sistem drainase atau saluran air di Jakarta, karena tidak optimal pembenahannya. "Lebih baik dana sumur resapan digunakan untuk merehabilitasi seluruh saluran air kota," ucap dia.
Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta harus melakukan rehabilitasi besar-besaran dengan dimensi yang lebih besar dan terhubung langsung dengan situ, danau, embung, waduk (SDEW).
Sebelumnya, Pemprov DKI menganggarkan 400 miliar rupiah untuk membuat sumur resapan dengan target 26 ribu unit pada 2021. Sedangkan pada 2022, anggaran untuk sumur resapan dicoret sebesar 330 miliar rupiah di Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta. Dalam pembahasan di Komisi B DPRD DKI disepakati sebesar 122 miliar rupiah, tapi saat dibawa ke Badan Anggaran, nominal tersebut kembali dicoret.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut kondisi tanah di Ibu Kota yang sebagian besar di bawah permukaan laut membuat banjir yang menimpa puluhan RT belum kunjung surut dalam waktu enam jam setelah hujan reda.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top