Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pengendalian Banjir I DKI Butuh Infrastruktur yang Terintegrasi antara Sungai dan Drainase

Sumur Resapan Dinilai Tanpa Perencanaan Matang

Foto : ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth didampingi Kasie Pembangunan Kelurahan setempat saat meninjau sumur resapan di daerah Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (8/12/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

Sebanyak 1.150.242 unit sumur resapan­ dangkal dan 100 lokasi sumur resapan pada 2021 dinilai­ perencanaannya ku­rang matang sehing­ga baru ­terealisasi sekitar 16.035 titik.

JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth menilai program sumur resapan Pemprov DKI Jakarta sebanyak 1.150.242 unit sumur resapan dangkal dan 100 lokasi sumur resapan selama 2021 perencanaannya kurang matang.
"Terbukti hingga hingga 9 November 2021, baru terbangun sumur resapan sebanyak 16.035 titik dengan daya tampung 31.498 meter kubik," kata Kenneth dalam keterangannya di Jakarta, kemarin.
Ia menjelaskan, seharusnya dari awal Dinas Sumber Daya Air melakukan kajian, peta jalan pekerjaan yang jelas, dan tentukan titik mana yang harus dikerjakan oleh kontraktor, kemudian lakukan sosialisasi kepada masyarakat, baru kemudian eksekusi.
Politisi PDIP ini menyebut tim kajian dari Dinas Sumber Daya Air harusnya turun ke bawah untuk mendata dan mengecek hasil pembangunan sumur resapan yang dibangun kontraktor. "Temuan saya, sumur resapan di jalan raya tidak dirapikan kembali hingga masyarakat merasa proyek tersebut berbahaya dan menyebabkan kecelakaan," katanya.
Menurutnya, kontraktor sifatnya hanya pengerjaan teknis saja dan tidak mungkin melakukan kajian sumur resapan, mengingat waktu yang tidak mencukupi dan berkejaran dengan target penyelesaian, serta kurangnya pemahaman wilayah mana yang boleh dan tidak dipasang infrastruktur tersebut.
Oleh karena itu, tegasnya, proyek apapun yang akan dilakukan harus betul-betul mempunyai perencanaan yang sangat matang, tujuannya, jelas petanya, serta kajian analisisnya sehingga hasilnya tepat sasaran.
"Kalau tidak ada perencanaan serius, uang rakyat bisa terbuang sia-sia serta kenyamanan masyarakat juga akan terganggu," tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta itu.
Tidak Cocok
Kent menambahkan sumur resapan tidak begitu cocok dilakukan di DKI Jakarta karena kontur tanahnya berdaya serap rendah hingga berpotensi tidak mengurangi genangan dan menambah cadangan air tanah.
Menurut dia, yang cocok dalam mengatasi banjir, adalah penataan infrastruktur yang baik dan terintegrasi mulai dari pompa, sungai, dan drainase. "Yang paling cocok, melakukan revitalisasi perbaikan saluran air komunal di permukiman padat dan perumahan yang kebanyakan tidak berfungsi dengan baik secara simultan dan terprogram. Setelah itu baru normalisasi kali mulai memasang sheet pile di semua kali Jakarta. Saya yakin jika normal, banjir karena air kiriman dari hulu akan bisa teratasi," ucapnya.
Sebelumnya, sumur resapan merupakan salah satu program andalan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam mengantisipasi banjir. Pada 2021, dia menargetkan membangun 25.647 titik sumur resapan.
Sampai dengan 27 Oktober 2021, Pemprov DKI sudah membangun 12.482 titik sumur resapan. Program ini semula akan dilanjutkan pada 2022 dan sudah diajukan anggaran 322 miliar rupiah untuk membangun 26.000 sumur resapan, kemudian dikurangi menjadi 120 miliar rupiah pada pembahasan di Komisi D.
Namun, usulan anggaran itu ditolak DPRD DKI di Banggar Besar hingga akhirnya anggaran program sumur resapan tersebut dicoret dari anggaran 2022.
Sebelumnya, tutup sumur resapan di kawasan Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, jebol pada Rabu (8/12) siang saat dilintasi mobil. Saat ini sumur resapan tersebut sudah diperbaiki setelah salah satu warga melapor ke Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta melalui media sosial.
Di sisi lain, Pemerintah DKI Jakarta diminta memberi sanksi ke kontraktornya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top