Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelestarian Budaya

Sultan Tunggu Rekomendasi UNESCO Terkait Pengelolaan Sumbu Filosofi

Foto : ANTARA/HENDRA NURDIYANSYAH

Pengendara melintas di dekat Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Selasa (19/9). UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta menjadi warisan dunia.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, menunggu rekomendasi resmi dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) terkait pengelolaan Sumbu Filosofi Yogyakarta setelah kawasan itu resmi ditetapkan sebagai warisan budaya dunia.

"Semua pihak harus sepakat pada sesuatu yang didasari pada rekomendasi yang diberikan oleh UNESCO," kata Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (19/9).

Seperti dikutip dari Antara, Sultan mengatakan seperti pada sejumlah warisan budaya dunia lainnya, UNESCO akan memberikan rekomendasi yang memuat catatan yang harus dipenuhi pihak terkait dan dilaporkan secara periodik.

Manakala pengelolaan kawasan warisan budaya tersebut tidak sesuai atau menyimpang dari rekomendasi, kata dia, status tersebut dapat dicabut oleh UNESCO.

"Ketentuan-ketentuan itu ada. Nanti dari situ sesuai tidak, kalau enggak sesuai ya nanti bisa dicabut, karena kami harus punya laporan secara periodik. Saya tidak tahu periodik itu tiga bulan, enam bulan atau per tahun, saya enggak tahu," kata dia.

Terkait rekomendasi itu, Sultan masih menunggu kabar dari sejumlah delegasi dari Yogyakarta yang dikirim untuk menghadiri Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committe (WHC) di Riyadh, Arab Saudi.

Dibentuk Wadah

Belajar dari penetapan warisan budaya dunia, baik yang ada di Eropa, Russia, Jepang, menurut Sultan, biasanya akan dibentuk sebuah wadah atau organisasi terkait pengelolaan kawasan itu yang terdiri atas pemerintah, akademisi, serta perwakilan masyarakat. "Masyarakat harus ada. Aspirasi dari mereka juga perlu didengar. Jadi jangan maunya sendiri, kan kira-kira begitu," kata dia.

Sultan memastikan penetapan warisan budaya dunia oleh UNESCO tidak serta-merta melarang aktivitas pembangunan di sepanjang kawasan itu.

Hanya saja, menurut dia, apabila lokasi pembangunan masuk dalam bagian Sumbu Filosofi, dimungkinkan ada pembatasan sesuai dengan rekomendasi. "Jadi tetap boleh membangun," ucap Sultan.

Sebelumnya, UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai salah satu warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau WHC di Riyadh, Arab Saudi, Senin (18/9).


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top