Studi: Selamatkan Hutan di Asia Tenggara untuk Atasi Perubahan Iklim
Pohon-pohon di semua jenis hutan di wilayah ini diproyeksikan akan mengalami kehilangan yang parah pada tahun 2090 dalam tiga dari empat skenario yang dimodelkan, demikian temuan penelitian tersebut.
SINGAPURA - Dipenuhi dengan tanaman yang menghasilkan resin aromatik, kulit kayu yang dapat digunakan untuk membuat kain dan segala jenis herbal dan rempah, hutan luas Asia Tenggara telah lama dipenuhi dengan kehidupan tanaman yang diandalkan manusia dan hewan.
Sebuah penelitian baru-baru ini oleh Sean Pang yang dilakukan sebagai bagian dari disertasi doktoral di Universitas Nasional Singapura, diterbitkan pada tanggal 27 Agustus di jurnal ilmiah Nature Sustainability menemukan wilayah tersebut menghadapi "ancaman ganda" berupa perubahan iklim dan penggundulan hutan.
Dikutip dari The Straits Times, pohon-pohon di semua tipe hutan di wilayah tersebut, hutan pegunungan dan pesisir, hutan bakau, dan hutan hujan tropis dataran rendah, diproyeksikan akan mengalami kerugian besar pada tahun 2090 dalam tiga dari empat skenario yang dimodelkan dalam penelitian tersebut.
Tren penurunan tersebut harus dihentikan dan dibalikkan, sehingga tutupan pohon di wilayah tersebut malah meningkat, hanya dalam skenario di mana kebijakan untuk mengatasi perubahan iklim dan perubahan penggunaan lahan diberlakukan.
Skenario ini juga membantu mengurangi ancaman kepunahan bagi banyak spesies.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya