Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Studi Paparkan Empat Fondasi Percepatan Digitalisasi Sektor Pendidikan 

Foto : Istimewa

Foto-Ilustrasi Digitalisasi Pendidikan

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia memiliki visi untuk menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat di dunia, yang diprediksi akan mencapai era keemasannya pada 2045. Potensi ekonomi Indonesia menunjukkan bahwa ambisi tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas sistem pendidikan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa pada 2019, kelompok usia produktif akan mencapai besaran 67 persen dari total populasi penduduk. Sebesar 45 persen dari 67 persen tersebut berusia antara 15-34 tahun.

Namun, setelah 2030, angka ketergantungan mulai mengalami peningkatan karena jumlah penduduk usia tua (65 tahun ke atas) meningkat. Hingga pada 2045, Indonesia sudah menjadi masyarakat lanjut usia (aging society) dengan perkiraan penduduk tua mencapai 12,45 persen dari total penduduk.

Studi terbaru Kearney dengan judul "Unleashing a Digital Transformation for Equitable, High Quality Education, menunjukkan pemerintah perlu menerapkan sistem yang dapat mendukung terciptanya tenaga kerja yang adaptif, kolaboratif, dan siap dengan perkembangan teknologi di berbagai industri.

Presiden Direktur & Partner Kearney Shirley Santoso, mengatakan, digitalisasi sistem pendidikan merupakan langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Inisiatif ini akan memiliki implikasi yang positif bagi kualitas sumber daya manusia.

"Digitalisasi di bidang pendidikan akan mendukung akses yang lebih mudah dalam implementasi layanan pembelajaran yang merata dan mempersiapkan pasokan talenta digital yang berkualitas tinggi. Peningkatan sektor pendidikan juga harus merata tidak hanya di pulau Jawa, tetapi di seluruh negeri," terangnya dalam pemaparan studi Kearney yang dilakukan secara daring, Rabu (31/8).

Terdapat empat fondasi yang harus dibangun untuk mempercepat transformasi digital yang dapat menguntungkan sistem pembelajaran di Indonesia. Fondasi pertama meningkatkan kualitas layanan pembelajaran digital.

Langkah yang dilakukan adalah dengan peningkatan layanan e-learning dengan fitur yang beragam sangatlah diperlukan. Mewajibkan digitalisasi di semua sekolah dan mengembangkan database pendidikan nasional yang terintegrasi dapat menjadi langkah awal percepatan transformasi digital di sektor pendidikan.

Singapura adalah salah satu negara yang sudah mengembangkan platform e-learning nasionalnya bernama Singapore's Student Learning Space. Platform ini telah diimplementasikan di setiap sekolah dan menyediakan berbagai sumber berkualitas tinggi yang selaras dengan kurikulum.

"Singapore's Student Learning Space memiliki spesifikasi produk berstandar tinggi, termasuk pengalaman belajar, tampilan yang ramah pengguna, dan pembelajaran pribadi yang didukung AI," kata dia.

Fondasi kedua meningkatkan infrastruktur dan kurikulum sekolah dengan menghubungkan pondasi industri digital dengan sektor pendidikan. Peningkatan akses sekolah terhadap penggunaan internet dan perangkat pintar, kompetensi keahlian guru di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan kurikulum pelajar yang turut memasukkan program matriks keterampilan digital.

Untuk mendapatkan lebih banyak akses ke layanan e-learning, siswa harus memiliki akses yang mudah ke perangkat pintar dan koneksi internet yang baik. Keterampilan TIK di masyarakat, khususnya di kalangan siswa, guru, dan tenaga kerja, sangat penting untuk akses universal ke infrastruktur TIK.

Fondasi ketiga adalah digitalisasi pada ekosistem pendidikan. Kolaborasi dengan pihak ketiga seperti perusahaan swasta dapat membantu digitalisasi ekosistem pendidikan. Hal ini dapat dicapai dengan memfasilitasi ekspansi perusahaan teknologi informasi untuk mendukung digitalisasi sektor pendidikan.

"Ekosistem digital yang kuat dalam pendidikan dapat membantu pemerintah mempromosikan pembelajaran digital kepada siswa dan pengguna. Selain itu, ekosistem pendidikan digital yang andal dapat turut menarik para pelaku di bidang teknologi pendidikan untuk berinvestasi dalam digitalisasi dan mendukung pertumbuhan sektor ini," tuturnya.

Fondasi keempat atau terakhir adalah pendanaan dan regulasi. Pendanaan dan regulasi sangatlah penting dalam percepatan transformasi digital di sektor pendidikan. Diperlukan masterplan teknologi pendidikan yang jelas dan didukung oleh pendanaan yang memadai serta investasi swasta yang inovatif untuk mencapai sinergi.

Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah pedoman nasional untuk menyusun masterplan. Peraturan pendanaan yang baik juga dapat membantu menarik investor swasta, sehingga dapat membantu mengurangi beban pengeluaran pemerintah. Maka, dalam proses pengembangannya akan mendapat dukungan dari banyak pihak.

Principal Kearney, Ishan Nahar, menyatakan, sumber pendanaan yang memadai dan alokasi investasi yang tepat sangat penting untuk memacu transformasi digital di sektor pendidikan. Investasi TIK di bidang pendidikan dibatasi hingga 4 triliun rupiah pada 2020 dan diperkirakan akan mencapai 8 triliun rupiah pada 2030, setara dengan 0,02 hingga 0,03 persen dari PDB."

"Investasi TIK Indonesia masih jauh di bawah 0,1 persen dari rata-rata PDB untuk negara-negara dengan transformasi digital yang sukses pada sektor pendidikan Singapura, Estonia, Cina, India, dan AS," ujarnya.

Menurut Ishan, untuk mencapai ambisi Indonesia Emas pada 2045 pemerintah harus mampu menerapkan transformasi digital yang efektif di sektor pendidikan untuk memperkuat layanan e-learning, membangun fondasi industri digital yang lebih kuat, menjaga ekosistem pendidikan, serta meningkatkan lingkungan pendanaan dan regulasi.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top