Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penguatan Riset

Studi: Kawasan Lindung di Laut Lepas Dapat Membantu Ikan Tumbuh Lebih Besar

Foto : LILLIAN SUWANRUMPHA / AFP

Untuk menentukan bagaimana kawasan perlindungan laut mempengaruhi ukuran ikan, para peneliti menggunakan sistem kamera bawah air di seluruh lautan.

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Sebuah studi terbaru menemukan penetapan zona larangan memancing jauh dari kota-kota padat penduduk, termasuk di perairan internasional, dapat memberikan ikan perairan terbuka, seperti tuna dan sarden, menjadi tempat yang aman untuk tumbuh menjadi lebih tua dan lebih besar.

Menurut penulis penelitian yang diterbitkan pada 29 Februari di jurnal Science ini, kehadiran ikan yang lebih tua dan lebih besar dapat membantu mengisi kembali populasi ikan dan menjaga stok ikan dalam menghadapi penangkapan ikan berlebihan dan perubahan iklim.

"Ikan yang lebih besar menghasilkan lebih banyak telur. Seekor ikan seberat 10 kilogram menghasilkan lebih banyak telur dibandingkan 10 ikan yang masing-masing berbobot 1 kilogram," kata penulis utama studi tersebut, Tom Letessier, dari Zoological Society of London.

"Artinya, perempuan tua yang bertubuh besarlah yang paling penting dalam hal hasil reproduksi, dan tindakan pengamanan harus dilakukan untuk melindungi individu-individu tersebut dalam suatu populasi," katanya kepada The Straits Times.

Kelimpahan atau jumlah individu, sering digunakan sebagai ukuran kesehatan populasi, namun di dunia perairan, ukuran juga penting. Daerah yang ditangkap secara berlebihan masih bisa menghasilkan banyak individu, jika individu-individu tersebut lebih muda, lebih kecil, dan belum mulai bereproduksi.

Jika perikanan tidak diberi waktu untuk pulih, hal ini dapat mengakibatkan "memancing jaring makanan". Ini adalah sebuah fenomena di mana ikan-ikan berukuran besar dan bernilai komersial disingkirkan lebih cepat daripada kemampuan mereka untuk bereproduksi, sehingga mendorong armada penangkapan ikan untuk memburu individu-individu yang lebih kecil dan kurang berharga, yang pada akhirnya mengubah kawasan yang tadinya subur menjadi lahan terlantar.

Kamera Bawah Air

Untuk mengetahui pengaruh kawasan perlindungan laut terhadap ukuran ikan, para peneliti menggunakan sistem kamera bawah air di dalam dan di luar kawasan itu di seluruh Samudera Atlantik, Hindia, dan Pasifik antara tahun 2006 dan 2020.

Sebanyak 80 lokasi yang disurvei dalam periode 14 tahun mencakup wilayah yang dekat dengan pusat dan kota pesisir, seperti Perth, Australia, dan wilayah yang lebih terpencil, seperti Kepulauan Galapagos di Samudra Pasifik dan Kepulauan Chagos di Samudra Hindia.

Lokasi-lokasi tersebut mencakup tipe ekosistem yang berbeda-beda, termasuk wilayah perairan terbuka (untuk mendeteksi spesies yang tumbuh subur di kolom air, seperti tuna) dan habitat yang lebih dekat dengan dasar laut (seperti terumbu karang).

Untuk lokasi pelagis, kamera digantung di tengah air, sekitar 10 meter di bawah permukaan air, sementara kamera dasar laut dipasang di dasar laut untuk mempelajari habitat bentik atau dasar laut.

Para peneliti mengumpulkan lebih dari 20.000 jam rekaman, yang harus disisir secara manual oleh tim peneliti, termasuk setidaknya 20 mahasiswa dan teknisi laboratorium, untuk mengidentifikasi dan menghitung lebih dari 800.000 makhluk laut yang mereka tangkap dalam rekaman tersebut.

Spesies perairan terbuka yang mereka temukan, antara lain spesies hiu, tuna, dan sarden, sedangkan spesies bentik meliputi ikan kod, kerapu, dan kakap.

Dengan data itu, peneliti memetakan sebaran spesies berdasarkan ukurannya di berbagai lokasi dan menemukan tren umum. Di kawasan yang dilindungi, proporsi ikan berukuran besar terhadap ikan yang lebih kecil lebih besar baik di habitat perairan terbuka maupun dasar laut.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top