Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bencana Alam - Pengungsi Korban Tsunami Mulai Diserang Penyakit

Status Gunung Anak Krakatau Level Siaga, Ribuan Warga Mengungsi

Foto : AFP/ MOHD RASFAN

USAI DIEVAKUASI - Pengungsi beristirahat di pusat penampungan Kalianda, Lampung Selatan, Lampung, setelah dievakuasi dari Pulau Sebesi, pasca bencana tsunami 22 Desember 2018 yang disebabkan aktivitas Gunung Anak Krakatau, Kamis (27/12). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM mengumumkan status Gunung Anak Krakatau menjadi level siaga dari sebelumnya level waspada.

A   A   A   Pengaturan Font

>>Warga diminta tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 km dari kawah.

>>Sebanyak 500 orang warga Pulau Sebesi, Lampung Selatan, dievakuasi ke Bandarlampung.

KALIANDA - Sekitar seribu warga pesisir Pantai Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, mengungsi ke pegunungan setelah mendengar status Gunung Anak Krakatau dinaikkan jadi level III. Apalagi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM, mengumumkan masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 km dari kawah.

PVMBG juga mengingatkan saat hujan abu turun, masyarakat diminta untuk mengenakan masker dan kacamata bila beraktivitas di luar rumah. Selain itu, masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung diminta untuk tetap tenang dan dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

"Hari ini ribuan warga mengungsi, ada yang di pegunungan, kebun, dan rumah sanak familinya yang berada di dataran tinggi," kata Kepala Pekon (Kampung) Teluk Kiluan, Kadek, saat dihubungi dari Lampung Selatan, Kamis (27/12).

Ia menambahkan, umumnya yang mengungsi pada siang adalah anak-anak dan ibu-ibu. Untuk laki-laki sendiri masih berjaga di sekitar pantai sambil waspada melihat gelombang laut. Dia menyebutkan bahwa stok logistik yang ada saat ini bertahan sampai dua hari ke depan. Dia meminta kepada pemerintah terkait agar dikirimkan logistik untuk mencukupi kebutuhan para pengungsi.

Sementara itu, sekitar 500 orang warga dari Pulau Sebesi, yang berada dekat dengan gugusan Anak Gunung Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, yang semula sebagian masih menolak, akhirnya berhasil dievakuasi untuk diungsikan ke lokasi penampungan di Kalianda.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan, I Ketut Sukerta, di Kalianda, Kamis malam, mengatakan sebanyak hampir 500 orang warga Pulau Sebesi itu berhasil dievakuasi menggunakan kapal TNI AL untuk dibawa ke Pelabuhan Panjang, Bandarlampung.

Sebelummya, Badan Meteorologi, Klomatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat tetap tenang, namun mewaspadai peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau menyusul peningkatan status gunung api dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) mulai Kamis pukul 06.00 WIB.

Imbauan itu sehubungan informasi Badan Geologi mengenai peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Level II ke Level III serta peringatan kewaspadaan potensitsunami di wilayah Pantai Selat Sunda dalam radius 500 meter hingga satu kilometer.

Sebelumnya, pada Rabu (26/12), dilaporkan terjadi hujan abu vulkanik di beberapa wilayah, yakni di Cilegon, Anyer, dan Serang. Terkait potensi bencana erupsi Gunung Anak Krakatau, Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukkan hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter kurang lebih 2 km merupakan kawasan rawan bencana.

Potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material pijar, aliran lava dari pusat erupsi dan awan panas yang mengarah ke selatan. Sedangkan sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin.

Pada tanggal 26 Desember 2018, letusan berupa awan panas dan surtseyan. Awan panas ini yang mengakibatkan adanya hujan abu termasuk yang terekam pada 26 Desember 2018 jam 17.15 WIB. Dari Pos Kalianda, jam 12 malam melaporkan suara gemuruh dengan intensitas tinggi.

Pencarian Korban

Sementara itu, Badan SAR Nasional (Basarnas) mencatat 420 orang korban tsunami meninggal dunia di wilayah Provinsi Banten dan Lampung Selatan. "Kita terus optimalkan evakuasi dan pencarian jenazah yang belum ditemukan," kata Kepala Basarnas Provinsi Banten, Zaenal, di Posko Penanggulan Tsunami di Labuan, Pandeglang, Kamis.

Kemungkinan korban meninggal maupun luka-luka terus bertambah karena saat ini petugas dan relawan melakukan evakuasi dan pencarian jenazah, terutama di Kecamatan Panimbang dan Sumur. Selain itu juga dilakukan evakuasi di wilayah Pulau Badul dan Oar. Berdasarkan laporan di pulau tersebut terdapat warga korban tsunami. "Kami berharap cuaca di perairan itu normal sehingga bisa ditemukan jenazah maupun korban yang masih hidup," lanjutnya.

Menurut dia, jumlah korban meninggal dunia sampai pukul 13.00 WIB tercatat 420 orang, luka-luka 1.042 orang dan hilang lima orang. Dari 420 orang itu, korban meninggal yang ditemukan di Banten sebanyak 306 orang dan Lampung Selatan 114 orang.

Dari posko pengungsian dilaporkan banyak mulai terkena penyakit. Selain itu, para korban tsunami tersebut juga membutuhkan bantuan perlengkapan bayi dan anak-anak hingga makanan. Ant/ola/AR-2

Penulis : Antara, Yolanda Permata Putri Syahtanjung

Komentar

Komentar
()

Top