Stasiun Penelitian Bulan Jadi Tempat Lahirnya Talenta Antariksa
Gambar yang diambil dari video animasi di Pusat Kontrol Dirgantara Beijing pada 25 Juni 2024 ini menunjukkan kembalinya wahana Chang'e-6 yang mendarat di Bumi.
Foto: ANTARA/Xinhua/Jin LiangkuaiHANGZHOU - Stasiun Penelitian Bulan Internasional (International Lunar Research Station/ILRS), yang diprakarsai oleh Tiongkok dan melibatkan sejumlah negara, menjadi tempat lahirnya talenta-talenta antariksa dalam (deep space) internasional, ungkap kepala pendidikan antariksa regional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tiongkok sedang gencar mendorong pendidikan dan pelatihan talenta-talenta untuk ILRS. Banyak universitas ternama di Tiongkok telah membentuk sistem pendidikan kelas dunia lewat upaya bertahun-tahun, yang menghadirkan fakultas, kurikulum, dan lingkungan penelitian yang terkemuka di dunia.
Universitas-universitas tersebut juga telah melatih banyak engineer dan ilmuwan antariksa yang unggul bagi dunia, kata Jing Guifei, wakil direktur regional di Pusat Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Antariksa di Asia dan Pasifik (Center for Space Science and Technology Education in Asia and the Pacific/CSSTEAP) yang terafiliasi dengan PBB.
Pusat regional itu berencana memanfaatkan sumber daya kedirgantaraan universitas-universitas di Tiongkok selama satu dekade mendatang untuk menawarkan program pendidikan dan pelatihan talenta internasional yang ekstensif bagi semua negara maupun organisasi partisipan ILRS, demikian diumumkan oleh Jing dalam konferensi tiga hari yang diadakan untuk memperingati 10 tahun terbentuknya CSSTEAP.
ILRS merupakan proyek visioner yang bertujuan membentuk sistem yang dapat diperluas dan dikelola yang mampu melakukan operasi robotik jangka panjang dengan partisipasi manusia jangka pendek di Bulan, tutur Ling Fei, wakil direktur pusat kerja sama dan pertukaran internasional di Laboratorium Eksplorasi Luar Angkasa Dalam (Deep Space Exploration Laboratory).
Bertempat di Universitas Beihang, CSSTEAP merupakan pusat keenam yang didirikan di bawah naungan Kantor PBB untuk Urusan Luar Angkasa (United Nations Office for Outer Space Affairs). Per September 2024, CSSTEAP telah mendidik 395 mahasiswa tingkat magister dan doktoral dari 33 negara, serta telah menyelenggarakan lebih dari 30 kursus pelatihan jangka pendek, yang melatih lebih dari 2.000 partisipan dari 70 lebih negara.
Terlibat Pelatihan
Hingga saat ini, beberapa universitas di Tiongkok telah terlibat dalam program pendidikan dan pelatihan ILRS, seperti Universitas Beihang, Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tiongkok, Northwestern Polytechnical University, dan lainnya, tutur Jing.
Dia menyampaikan bahwa program-program itu akan mencakup berbagai disiplin ilmu, termasuk teknik antariksa, ilmu Bulan, serta manajemen proyek yang dirancang untuk strata pendidikan magister dan doktoral.
"Melalui integrasi yang erat antara teori dan praktik, kami menargetkan untuk mendidik talenta-talenta teknik, ilmiah, dan manajemen kelas atas, yang mampu memimpin eksplorasi antariksa dalam serta pengembangan teknologi di masa depan bagi semua negara partisipan," ujar Jing.
Doktor Seyi Festus Olatoyinbo, seorang engineer yang menjabat sebagai direktur eksekutif di Pusat Regional Afrika untuk Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Antariksa Berbahasa Inggris, yang terafiliasi dengan PBB, mengatakan bahwa pihaknya antusias terkait fakta bahwa Tiongkok memimpin kajian-kajian penelitian Bulan.
"Kami dapat menyertakan pakar-pakar untuk bergabung dengan program-program tersebut dan melatih generasi muda tentang apa saja yang akan dilibatkan dalam penelitian Bulan. Saya sangat antusias bermitra dengan Tiongkok dalam upaya-upaya pendidikan dan pelatihan," ujarnya.
Berita Trending
- 1 Siswa SMK Hanyut di Air Terjun Lahat, Tim SAR Lakukan Pencarian
- 2 Diduga Ada Kecurangan, Bawaslu Sumsel Rekomendasikan Pemungutan Suara Ulang di Empat TPS
- 3 Calon Wakil Wali Kota Armuji Sebut Warga Surabaya Cerdas Gunakan Hak Pilih
- 4 Cuaca Hari Ini, Wilayah Indonesia Umumnya Diguyur Hujan
- 5 Jangan Hanya Ditunda, Tarif PPN 12 Persen Harus Dibatalkan