Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Daerah

Sri Sultan Sukses Bangun Koperasi dan UMKM

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Keberhasilan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X, dalam membangun dan mengembangkan kehidupan koperasi dan UMKM di wilayahnya layak diapresiasi.

"Apa yang sudah dilakukan Sri Sultan itu bisa kita jadikan pelajaran berharga dalam memajukan koperasi dan UMKM di daerah lainnya," kata Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga dalam keterangan terulisnya usai membuka Rakornas Bidang Koperasi dan UMKM, di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, akhir pekan lalu.

Sri Sultan menjabarkan langkah pertama yang dilakukan pemerintahannya dalam membangun dan mengembangkan kehidupan koperasi dan UMKM adalah verifikasi ulang terhadap koperasi dan mendata ulang UKM di Yogyakarya.

"Agar kebijakan tepat sasaran, kita harus memiliki database KUMKM, mana yang orientasi ekspor, pasar regional, dan mana yang pasar lokal. Karena, dari tiga kategori tersebut, memiliki pola pembinaan yang berbeda," papar Sri Sultan.

Sementara bagi koperasi yang sudah tidak aktif, Sri Sultan menyebutkan tak ada pilihan lain selain membubarkannya atau dinyatakan pailit. "Karena, hal itu sangat terkait dengan kebijakan kita dalam mengembangkan sektor pariwisata. Dengan pembubaran koperasi, maka tidak akan ada lagi koperasi yang kita bina atau bantu. Kualitas koperasi yang harus kita kedepankan," tandasnya.

Sri Sultan menyebutkan, pengembangan sektor pariwisata dengan koperasi dan UMKM, tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Awalnya, Sultan membangun ketersediaan sarana air bersih dan air minum di desa-desa. "Kita mencoba mengembangkan kecamatan sebagai pusat pertumbuhan, lalu diikuti pengembangan potensi yang dimiliki desa," jelasnya.

Menurut Sri Sultan, pihaknya membutuhkan waktu sekitar 5-6 tahun dengan membangun 983 kelompok masyarakat desa, dimana sarana penunjangnya dikelola koperasi atau BUMDes. "Bila di desa tersebut ada potensi wisata, kita akan bantu melalui APBD, sehingga desa bisa tumbuh. Kita terus memotivasi masyarakat agar menjadi subjek pembangunan, bukan menjadi objek."

Sri Sultan mengakui, setiap desa memiliki potensi yang berbeda-beda. Dia mencontohkan pengembangan Desa Gedang Sari, Gunung Kidul, dengan mengembangkan produk khas batik. Di wilayah desa itu juga disiapkan sarana wisata Flying Fox dari Jerman senilai 1,5 miliar rupiah yang memiliki panjang tak kurang dari 563 meter. "Dampaknya, sektor wisata di Desa Gedang Sari berkembang pesat. Dari Flying Fox saja bisa menghasilkan 70 juta rupiah per bulan bagi kas desa. Itu jumlah besar bagi level desa," tambahnya.

Dukungan KUMKM

Puspayoga mengatakan, sektor pariwisata takkan tumbuh tanpa dukungan sektor koperasi dan UMKM. Begitu juga sebaliknya, koperasi dan UMKM tidak bisa berkembang tanpa hadirnya sektor pariwisata.

Bagi Puspayoga, sektor pariwisata dengan koperasi dan UMKM merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. "Keberadaannya sama-sama saling mendukung dan saling menguntungkan," tegas Puspayoga.

YK/Ant/E-3

Penulis : Eko S, Antara

Komentar

Komentar
()

Top