Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sri Mulyani: Peringatan Ekonomi Dunia dalam Bahaya, Bukan Hal Berlebihan

Foto : Istimewa

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memberikan konferensi pers bersama di Washington DC, Kamis (13/10).

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTONDC- Setelah Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan Bank Dunia, kali ini Menteri KeuanganSri Mulyani Indrawatiturut mengingatkan bahwa ekonomi dunia berada dalam keadaan bahaya.

Dikutip dari Voice of America, padaRabu (12/10)ia mengatakan bukan hal yang berlebihan jika ada peringatan kondisi ekonomi kini berada dalam bahaya. Hal ini disampaikannya saat pembukaan pertemuan keempat dan sekaligus pertemuan terakhir para menteri keuangan dan gubernur bank sentral (Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG).

"Bukan hal yang berlebihan jika dikatakan kondisi ekonomi dunia kini berada dalam bahaya. Kita kini menghadapi risiko yang semakin parah dan memburuk, mulai dari tingginya inflasi, melambatnya pertumbuhan ekonomi, kerawanan energi dan pangan, krisis iklim dan fragmentasi geopolitik. Perang di Ukraina memperuncing krisis ketahanan pangan global dan nutrisi, menimbulkan kerentanan harga energi, pangan, dan pupuk, membatasi kebijakan perdagangan yang dapat diambil dan menimbulkan gangguan rantai pasokan," ujarnya.

Ditambahkannya, konsekuensi dampak pandemi Covid-19 dan perubahan iklim membuat harga pangan masih akan tetap mahal dan pasar pupuk akan tetap rentan. Sementara gabungan dampak pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina membuat harga energi melonjak, menimbulkan keprihatinan terhadap kelangkaan energi yang akhirnya menimbulkan dampak pada banyak negara, terutama negara-negara pengimpor energi.

Tanpa menyebut nama negara mana, Sri Mulyani mengkritisi pengambilan kebijakan untuk menyelamatkan perekonomian suatu negara yang berdampak ke negara lain, seperti upaya meredam inflasi dengan menaikkan tingkat suku bunga.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top