Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Usaha

"Spin Off" Usaha TOD Adhi Karya Belum Kuorum

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) belum mengatongi persetujuan untuk melepas atau spin off usaha di bidang Transit Oriented Development (TOD). Hal tersebut tertuang dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2017. Perseroan pun akan kembali mengajukan hal tersebut dalam RUPS selanjutnya.

Direktur Utama Adhi Karya, Budi Harto, mengatakan rapat belum bisa mengambil keputusan sehingga akan dilakukan RUPS kedua dalam waktu dekat sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Bagaimanapun untuk melakukan spin off ini, Perseroan telah mempertimbangkannya apalagi telah memiliki usaha di bidang properti.

"Spin off belum kuorum karena kehadirannya belum mencukupi. Jadi kami akan ajukan lagi pada RUPS selanjutnya," ungkap dia di Jakarta, pekan lalu (15/4). Dalam hal ini, Perseroan membutuhkan suara dari pemegang saham sebanyak 75 persen. Namun pemegang saham yang hadir dalam RUPS yang baru digelar hanya 70,5 persen.

Adapun pendanaan untuk bisnis ini sebelumnya diperoleh dari penerbitan saham baru atau right issue Perseroan pada dua tahun lalu dan Penambahan Modal Negara (PMN) sebesar 2,5 triliun rupiah. Pendanaan tersebut lantas dikembangkan untuk belanja tanah di sepanjang jalur kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT).

Nantinya, lini usaha TOD milik emiten konstruksi pelat merah ini akan dilepas sahamnya ke publik melalui skema penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO). "Jadi nanti di stasiun itu akan kami kembangkan properti yang akan kami kemas dalam satu perusahaan. Di samping kendalinya akan lebih baik, kami bisa leverage pendanaan dari pasar modal," ujar dia.

Hingga Maret 2018, perolehan kontrak baru Perseroan sebesar 3,0 triliun rupiah tumbuh 78,6 persen, dibandingkan pada Februari 2018 sebesar 1,3 triliun rupiah. Realisasi perolehan kontrak baru pada Maret 2018 di antaranya Trans Park Bekasi (pekerjaan arsitektur dan MEP) sebesar 845,8 miliar rupiah melalui anak usaha PT Adhi Persada Gedung (APG), pekerjaan gelangar, gerbang tol, dan fasilitas penunjang jalan tol lainnya di Tol Bakauheni sebesar 186,8 miliar rupiah, dan lanjutan penataan kawasan Komplek Gelora Bung Karno sebesar 134,2 miliar rupiah.

Adapun total target kontrak baru Perseroan pada tahun ini sebesar 26 triliun rupiah. Perolehan kontrak baru Perseroan didominasi oleh lini bisnis konstruksi & energi sebesar 87,3 persen, properti 10,0 persen, sisanya dari lini bisnis lainnya. Berdasarkan segmen sumber dana, realisasi kontrak baru terdiri dari pemerintah 5 persen, BUMN 48,6 persen, swasta dan lainnya 46,4 persen.

Sedangkan pada tipe pekerjaan perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung 66,3 persen, proyek jalan dan jembatan 20,2 persen, serta proyek infrastruktur lainnya 13,5 persen. Terkait progres LRT, hingga 6 April 2018, progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT wilayah Jabodetabek Fase I telah mencapai 36,3 persen.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top