Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Spanyol dan Italia Cukup Imbang

Foto : Alberto PIZZOLI dan Christophe SIMON / AFP

Pelatih Italia Luciano Spalletti (kiri) dan Pelatih Spanyol Luis de La Fuente

A   A   A   Pengaturan Font

GELSENKIRCHEN - Dua tim elite Eropa berhadapan di Veltins Arena, Gelsenkirchen, Jumat (21/6), saat Spanyol dan Italia berupaya mengamankan tempat di babak sistem gugur Piala Eropa 2024. Kedua tim memenangkan pertandingan pembuka Grup B.

Satu poin atau hasil imbang sudah cukup bagi juara bertahan Italia dan musuh bebuyutannya, Spanyol, untuk melaju. Ketika pelatih Spanyol Luis de la Fuente mendampingi tim asuhannya di Olympiastadion Berlin untuk pertandingan pembuka, dia tentu tidak membayangkan akan unggul tiga gol di babak pertama atas Kroasia.

Alvaro Morata, Fabian Ruiz dan Dani Carvajal mencetak gol sebelum jeda. Morata berhasil mengoleksi dua digit gol dari 15 penampilannya di turnamen besar dan Carvajal menjadi pencetak gol Spanyol tertua di Piala Eropa.

Spanyol juga menurunkan pemain termuda di kompetisi ini, Lamine Yamal yang berusia 16 tahun, pencipta gol ketiga La Furia Roja. Pelatih melihat Unai Simon menyelamatkan gawangnya dari tendangan penalti. Penampilan tenang Spanyol menunjukkan bisa bersaing merebut trofi.

Spanyol, juara Eropa tahun 1964, 2008 dan 2012, berharap menambahkan mahkota kontinental keempat ke dalam koleksi. La Furia Roja kini hanya kalah satu kali dari 11 pertandingan kompetitif di bawah asuhan De la Fuente. Dia memenangkan masing-masing dari tujuh pertandingan terakhir.

Itu menjadi rekor terbaik sejak tahun 2017. Hasil terbaru menghadapi lawan berikutnya di grup maut sangatlah positif. La Furia Roja mengalahkan Italia di semifinal UEFA Nations League berturut-turut, memenangkan edisi tahun lalu. Meski demikian, Spanyol belum pernah memenangkan tiga pertandingan berturut-turut melawan Italia.

Ketika kedua tim bertemu di Gelsenkirchen, raihan tiap-tiap tim satu poin atau bermain imbang mungkin cukup untuk membawa keduanya lolos ke babak 16 besar. Saat Spanyol lebih unggul akhir-akhir ini, Italia berhasil mengalahkan La Furia Roja melalui adu penalti tiga tahun lalu. Itu dalam perjalanan menuju juara Piala Eropa 2020.

Sejak kalah dari Spanyol bulan Juni lalu, Gli Azzurri hanya kalah satu kali dari 12 pertandingan berikutnya, menang delapan kali. Pelatih Luciano Spalletti membawa semangat baru ke skuad yang mulai goyah di bawah asuhan Roberto Mancini.

Namun, Italia mulai upaya mempertahankan gelar dengan cara buruk. Dia dengan cepat pulih dari pukulan awal dalam pertandingan Grup B hari Sabtu lalu melawan Albania untuk meraih poin maksimal.

Nedim Bajrami yang bermain untuk Sassuolo mencetak rekor Piala Eropa baru untuk gol tercepat. Dia menjaringkan bola hanya dalam waktu 23 detik. Tim asuhan Spalletti segera bangkit, Alessandro Bastoni menyamakan skor 10 menit kemudian. Lalu rekan setimnya di Inter Milan Nicolo Barella membawa unggul.

Italia kini tak terkalahkan dalam 10 pertandingan di Piala Eropa. Pertandingan pertama dari catatan tersebut kemenangan 2-0 atas Spanyol pada 2016. Kekalahan terakhir Italia di kompetisi ini terjadi saat melawan Irlandia delapan tahun lalu.

Meskipun dianggap sebagai tim yang tak mampu bersaing merebut trofi, ambisi utama Gli Azzurri menjadi tim kedua yang memenangkan Piala Eropa berturut-turut, mengikuti jejak Spanyol. Namun, sebelum mewujudkan itu, dia harus memastikan melaju ke babak sistem gugur.

Inggris-Denmark

Inggris yang berusaha untuk lolos ke babak sistem gugur akan berhadapan dengan Denmark dalam laga Grup C di Deutsche Bank Park, Frankfurt, Kamis malam waktu setempat.

Kedua negara bertemu untuk pertama kalinya sejak semifinal Piala Eropa 2020. Saat itu The Three Lions bangkit dari ketertinggalan untuk menang 2-1 setelah babak perpanjangan waktu di Stadion Wembley.

Denmark bermain imbang 1-1 lawan Slovenia di laga pembuka. Sedangkan Inggris menang 1-0 atas Serbia. Kemenangan akan membuat Inggris lolos ke babak 16 besar. Inggris menjadi negara pertama dalam sejarah PIala Eropa yang mencatatkan lima clean sheet berturut-turut di babak penyisihan grup.

Dia belum pernah merasakan kekalahan di babak penyisihan grup sejak pertandingan pembuka Piala Eropa 2004 melawan Prancis. Dia mencatatkan delapan kemenangan dan empat kali seri sejak saat itu.

Pertemuan dengan Denmark di Piala Eropa merupakan pertama kalinya bagi Inggris. Namun kesuksesan melawan Denmark tidak bisa dipastikan mengingat Inggris gagal memenangkan satu pun dari tiga pertemuan kompetitif sebelumnya dalam 90 menit. ben/G-1

Perkiraan Formasi

Italia 4-2-3-1

Donnarumma

Di Lorenzo, Bastoni, Calafiori, Dimarco

Jorginho, Barella

Frattesi, Pellegrini, Chiesa

Scamacca

Spanyol 4-3-3

Simon

Carvajal, Le Normand, Nacho, Cucurella

Pedri, Rodri, Ruiz

Yamal, Morata, Williams


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top