Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sosok Faisal Basri, Berani Kritik Kebijakan Publik hingga Pernah Maju Pilkada DKI

Foto : ANTARA/Wahyu Putro A

Ekonom Faisal Basri.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Almarhum ekonom senior Faisal Basri dipandang sebagai sosok yang idealis dan berintegritas, berani menyampaikan pandangan dan kritik mengenai kebijakan publik. Ia juga pernah maju sebagai calon independen dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012.

Ekonom senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini mengatakan Faisal Basri sebagai sosok idealis dan berintegritas yang memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, transparansi, akuntabilitas dan keadilan di dunia ekonomi dan politik Indonesia.

"Kita kehilangan Faisal Basri, ekonom pendiri Indef sudah dikenal luas, sosok yang idealis dan sangat berintegritas. Faisal sering dipandang sebagai sosok yang idealis, dengan prinsip yang kuat mengenai bagaimana ekonomi dan politik harus dikelola demi kepentingan publik," kata Didik di Jakarta, Kamis (5/9).

Meskipun tidak menduduki jabatan formal di partai atau pemerintahan, kiprah Faisal baik sebagai akademisi maupun aktivis ekonomi-politik telah memberikan dampak besar dalam mendorong reformasi dan perbaikan kebijakan dan demokrasi secara luas di Indonesia.

Faisal Basri bersama Didik J Rachbini, Fadhil Hasan, Didin Damanhuri, dan Nawir Messi terlibat dalam membangun Indef, institusi bereputasi, kritis dan progresif dalam menilai kebijakan ekonomi Indonesia.

"Pandangan Faisal dengan saya tidak berbeda, kesamaan pandangan dalam hal kemandirian analisis ekonomi dan keinginan mendorong reformasi ekonomi yang lebih adil dan pro-rakyat. Tetapi Faisal lebih berani, gamblang dan terus terang," tuturnya.

Dengan sahabat ekonom lainnya di Indef seperti Didin Damanhuri, Faisal sama-sama mengedepankan prinsip-prinsip ekonomi yang berkelanjutan dan adil, serta berbagi visi dalam hal reformasi kebijakan ekonomi yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat bawah.

Faisal sering menunjukkan sikap independen, tegas dan berani dalam analisisnya dan tidak terikat dengan kepentingan partai politik tertentu.

"Yang lebih mengesankan lagi dari pribadi Faisal Basri adalah independen dan anti-korupsi. Tidak ada yang bisa mempengaruhi pandangan dan ketegasan dalam pemikirannya. Selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah dan tidak segan untuk menyuarakan pendapat yang berbeda, meskipun itu tidak populer," ujar Didik.

Sebagai salah satu pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW), Faisal sering berbicara lantang tentang pentingnya memberantas korupsi di Indonesia, terutama di sektor ekonomi dan pemerintahan.

Di dunia politik, Faisal Basri pernah menjadi calon independen pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012. Ketika itu ia menggandeng Biem Benyamin, putra budayawan Betawi Benyamin Sueb dan berhasil menggalang dana kampanye lewat sistem fundraising.

Ia dan Biem lolos dan menjadi peserta Pilgub DKI nomor 5 dengan mengumpulkan 468 ribu KTP pendukung. Lawannya saat itu adalah pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Jokowi-Ahok, Hendardji-Riza, Hidayat-Didik, dan Alex Noerdin-Nono.

Namun sayang, pada putaran pertama Faisal dan Biem tak lolos, kalah oleh pasangan Jokowi-Ahok dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Meski begitu, kontribusi politiknya untuk bangsa Indonesia tak pernah berhenti.

Di bidang akademik, Faisal Basri dihormati sebagai dosen ekonomi di Universitas Indonesia (UI), dan mendirikan lembaga Think Tank Indef dengan kegiatan mengajar dan meneliti isu-isu ekonomi dengan fokus pada pembangunan ekonomi dan kebijakan publik.

Faisal Basri adalah alumnus Universitas Indonesia (UI) dan juga pendiri Institute for Development of Economics & Finance (Indef). Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis (5/9) dini hari di Rumah Sakit Mayapada Kuningan Jakarta.

"Telah berpulang ke rahmatullah hari ini Kamis, 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di RS Mayapada Kuningan Jakarta," kata ekonom Indef Tauhid Ahmad melalui pesan singkatnya di Jakarta, Kamis.

Rumah duka, lanjut Tauhid Ahmad, berada di Komplek Gudang Peluru Blok A 60 Jakarta Selatan.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara, Lili Lestari

Komentar

Komentar
()

Top