Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Intensifikasi Pertanian | Pertanian Modern Tekan Biaya Tanam hingga 60 Persen

“Smart Farming" Dukung Regenerasi Petani

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Optimalisasi teknologi dalam pertanian perlu terus didorong karena dapat menekan biaya produksi hingga lebih dari separo dari penerapan secara konvensional. Modernisasi pertanian tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat generasi muda ke sektor tersebut.

Pengamat pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Dwi Apri Nugroho, menyebutkan konsep smart farming atau pertanian pintar bakal menarik minat generasi muda untuk terjun di sektor pertanian. "Smart farming hadir sebagai terobosan baru metode pertanian cerdas yang memadukan teknologi sensor tanah dan cuaca dengan agri drone sprayer (drone pertanian penyemprot pestisida)," kata Bayu di Kampus UGM, Yogyakarta, Rabu (24/1).

Dia menuturkan dalam beberapa dekade terakhir, jumlah pemuda yang memilih bertani menurun drastis karena lebih memilih merantau atau bekerja di sektor lain sehingga di desa hanya tersisa generasi tua yang masih mau menggarap sawah. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, Bayu mengakui permasalahan di sektor pertanian tidak cukup hanya diselesaikan dengan mengandalkan sistem tradisional secara turun temurun.

Melalui konsep smart farming, kata dia, para petani dapat memanfaatkan bantuan teknologi informasi untuk mengakses data dari sensor maupun drone atau pesawat nirawak secara real time, akurat dan nyata melalui telepon pintar. Melalui teknologi, kata dia, informasi harga, ketersediaan komoditas pertanian seperti bibit dan pupuk, luas tanaman komoditas, hingga prediksi masa panen dapat diakses petani dalam waktu yang cepat.

Karena itu, dia meyakini selain menarik minat pemuda, pemanfaatan teknologi dalam smart farming akan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani.

Bayu mengatakan sektor pertanian hingga saat ini masih berkontribusi positif dalam mewujudkan pembangunan di Tanah Air. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dia menyebutkan sektor pertanian masih menjadi salah satu dari tiga sektor utama penggerak ekonomi nasional setelah industri dan perdagangan.

Efisiensi Produksi

Sayangnya, sebagian besar pengelolaan pertanian masih menggunakan cara tradisional sehingga menyebabkan biaya produksi besar. Karena itu, pemerintah mendorong penerapan pertanian modern.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan pertanian modern untuk aktivitas tanam padi di berbagai daerah bisa menurunkan biaya tanam hingga 60 persen dibanding pertanian tradisional. Selain efisien dan menurunkan biaya tanam hingga 60 persen, kata Amran, pertumbuhan padi lebih merata, karena dari lahan satu hektare tersebut kegiatan tanam dapat diselesaikan dalam waktu sehari ketika menggunakan alat mesin pertanian.

Lebih lanjut, Mentan Amran mengatakan keunggulan pertanian modern yang paling terakhir adalah menarik minat generasi muda, sebab dengan alat mesin tanam bantuan pemerintah tersebut lebih menguntungkan.

"Generasi milenial tidak mungkin tertarik sektor pertanian kalau tidak menguntungkan, tidak mungkin petani milenial mau bertani kalau tidak menguntungkan, dan pertanian modern biaya bisa turun 60 persen, produksi naik sampai 50 persen, inilah tujuan pemerintah," katanya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top