Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Infrastruktur - Pembiayaan Gunakan APBN Rp18 Miliar

“Skybridge" Permudah Akses Transportasi Massal

Foto : ANTARA/Yulius Satria Wijaya

Masyarakat menggunakan Skybridge Bojonggede, Kabupaten Bogor, usai diresmikan, Sabtu (9/12). Skybridge penghubung stasiun dengan Terminal Bojonggede tersebut resmi beroperasi dan sebagai solusi pemecah kemacetan wilayah setempat.

A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Kehadiran jembatan Bojonggede diharapkan semakin memudahkan masyarakat meng akses transportasi massal. Terlebih, pengguna KRL di Bojonggede jumlahnya sangat massif.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan itu saat meresmikan pengoperasian Skybridge atau Jembatan Penyeberangan Layang. Jembatan menghubungkan Stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Bojonggede dengan Terminal Tipe C Kabupaten Bogor, Sabtu.

"Kehadiran jembatan membuat perjalanan lebih tertib dan nyaman. Kita harapkan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi massal di daerah Bojonggede dan sekitarnya semakin meningkat," kata Menhub dikutip Antara, saat peresmian di Kabupaten Bogor, Sabtu.

Stasiun Bojonggede merupakan stasiun komuter terpadat keempat di Jabodetabek, setelah Stasiun Tanah Abang, Stasiun Bogor, dan Stasiun Bekasi. Budi menyampaikan, jembatan dengan panjang 243 meter dan lebar 3 meter ini, dibangun Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Biaya diambil dari APBN sebesar 18,33 miliar. Pembangunan juga bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor yang membantu pembebasan lahan.

Menhub menuturkan, pemerintah terus mendorong masyarakat beralih ke transportasi massal. Ini untuk mengatasi kemacetan, polusi udara, tingginya angka kecelakaan, dan permasalahan lainnya.

Dalam membangun transportasi massal, kita harus memikirkan agar masyarakat dapat dengan mudah menggunakan angkutan umum dari rumah ke tempat tujuan. "Jadi, integrasi antarmodanya benar-benar dipikirkan dengan baik dan harganya terjangkau," tuturnya.

Lebih lanjut Menhub mendorong partisipasi aktif pemerintah daerah, untuk mendukung upaya meningkatkan minat masyarakat menggunakan transportasi massal. Pemerintah terus memikirkan cara menyediakan angkutan first mile. Ini adalah angkutan dari rumah menuju simpul transportasi. Sedangkan last mile, angkutan dari simpul transportasi ke tujuan dan sebaliknya.

Berkolaborasi

Dalam kesempatan sama, Plt Kepala BPTJ, Suharto terus berkolaborasi dengan Pemkab Bogor untuk mengembangkan Skybridge dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) atau Pembangunan Berorientasi Transit. Menurut Suharto, setelah diresmikan, jembatan ini diserahterimakan kepada pemerintah kabupaten. Jembatan akan dikelola bersama PT Kereta Commuter Indonesia.

Pada kesempatan tersebut juga diserahkan 35 unit halte untuk mendukung pengoperasian angkutan umum di Kota Bogor dengan skema Buy The Service (BTS) BISKITA Transpakuan Bogor.

Sementara itu, pengamat transportasi Yayat Supriatna mengungkapkan, kehadiran Skybridge ini sangat penting untuk meningkatkan layanan transportasi massal berkeselamatan. Dengan pengoperasian skybridge, pengguna KRL dari arah sisi selatan atau dari arah Jalan Raya Bojonggede, tak lagi harus keluar masuk pintu stasiun di pinggir jalan. Hal itu seringkali menimbulkan kemacetan.

Aksesnya dialihkan lewat Skybridge dari arah terminal ke Stasiun KRL Bojonggede dan sebaliknya. Ini hanya menempuh waktu sekitar 3 menit untuk sekali melintas. Dalam kesempatan ini, juga diserahkan helm dan jaket keselamatan kepada para komunitas sepeda motor. Mereka menjadi agen pelopor keselamatan jalan.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top