Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penerimaan Mahasiswa Baru

Skema Seleksi Nasional PTN 2023 Diumumkan Desember

Foto : Istimewa

Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam mengatakan skema seleksi penerimaan mahasiswa baru Perguruan Tinggi Negeri (PTN) secara nasional untuk tahun 2023 akan diumumkan pada Desember. Menurutnya, skemanya tak akan berbeda jauh dengan tahun lalu yang menggunakan SNMPTN dan SBMPTN.

"Seperti biasa, seperti tahun lalu pengumuman untuk seleksi masuk Perguruan Tinggi itu di bulan Desember. Jadi kita mengejar target insyallah nanti Desember siklusnya berjalan dan nanti diumumkan secara luas mengenai seleksi tersebut," ujar Nizam, di Jakarta, Jumat (16/9).

Dia menerangkan perbedaan signifikan tak akan terjadi meskipun Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) mulai saat ini secara resmi menjadi lembaga pengujian langsung di bawah Kementerian. LTMPT dan Kementerian tengah mempersiapkan seleksi tersebut mulai dari contoh soal hingga kisi-kisinya.

"Website juga kita siapkan agar nanti contoh soal dan kisi-kisi bisa diketahui anak-anak kita. Jadi enggak perlu galau," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana Persiapan Seleksi Masuk PTN 2023, Budi Prasetyo, mengatakan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2023 dipercaya lebih membuka kesempatan merata bagi seluruh siswa. Tes pada SBMPTN tak lagi menguji mata pelajaran melainkan hanya Tes Potensi Skolastik (TPS). Potensi skolastik merupakan instrumen tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan kompetensi kognitif, logika, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Dia menyebut siswa dengan kemampuan ekonomi dan kondisi sosial lebih baik akan lebih unggul dengan TKA, sebab mereka terfasilitasi dengan baik. Sedangkan, siswa dengan ekonomi lemah dan berada di sekolah kurang baik tak memiliki kesempatan besar dalam SBMPTN.

"Namun, bila sama-sama diuji lewat TPS, siswa bersaing dari satu garis yang sama. Instrumen ini diharapkan akan memberikan kesempatan kepada siswa secara merata," katanya.

Sementara itu, Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS), Moh. Abadul Hakim, menjelaskan TKA berbanding terbalik dengan TPS. Menurutnya, TPS tak membedakan kondisi sekolah hingga sosial dan ekonomi siswa.

"TPS bisa menjamin keadilan. TKA sangat menguntungkan bagi mereka yang sekolah di sekolah dengan fasilitas bagus, bimbel, artinya, skor TKA sangat berkorelasi dengan kondisi sosial dan ekonomi siswa," terangnya.

Dia menerangkan, TPS sangat bergantung pada perkembangan kognitif siswa dia bisa melihat potensi terpendam siswa. TPS tidak bisa dilatih saat menjelang tes saja.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top