Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Kecil I Program Revitalisasi oleh Kemenperin Akan Menyasar 7.000 Sentra IKM

Skema Pengembangan IKM Diubah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Melalui program e-Smart, produk IKM didorong untuk memasuki pasar online sehingga memiliki jangkauan pasar lebih luas karena dapat diakses oleh konsumen dari berbagai daerah.

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menghentikan pembangunan gedung yang dijadikan sebagai sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM). Lembaga pembina sektor industri tersebut mengubah skema pemberdayaan IKM melalui upaya fasilitasi lainnya sebagai tindak lanjut dari program e-Smart IKM yang dinilai lebih efisien ketimbang cara lama.

Dirjen IKM Kemenperin, Gati Wibawaningsih, menegaskan pihaknya akan fokus merevitalisasi IKM yang sudah ada. Revitalisasi maksudnya sentra yang sudah ada dikembangkan lagi supaya semakin bagus. Revitalisasi tidak seperti mendirikan bangunan, seperti skema sebelumnya yang dilakukan ditjen perwilayahan.

Revitalisasi itu dimaksudkan untuk mengembalikan sentra ke arti yang sebenarnya. Pasalnya, yang namanya sentra ialah pengrajin membangun sendiri.

"Yang mana ada 8-10 IKM berkumpul, punya produksi yang sama, mesin yang sama, bahan baku yang sama baru kita fasilitasi, bukan kita bangun gedung lalu IKM dimasukkan," ungkap Gati saat membuka Pameran Produk Unggulan Kerajinan Jogja Istimewa, di Jakarta, Selasa, (17/4).

Upaya fasilitasi, terang Gati, yakni membantu apa yang dibutuhkan IKM, termasuk pengemasan. Pasalnya, inti dari program e-Smart adalah kemasan itu sendiri. Program revitalisasi ini rencananya akan dilakukan terhadap sekitar 7.000 sentra IKM dengan menggunakan anggaran yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK).

Revitalisasi akan dilakukan secara bertahap serta dimulai pada tahun ini yang diawali dengan revitalisasi pada komoditas pangan (makanan). Setelah itu baru diteruskan sentra komoditas jenis lainnya yang tetap menjadi bagian dari sembilan komoditas utama. Prioritas revitalisasi tetap terhadap sembilan komiditas utama.

"Tahun depan, kami akan data ulang sentra-sentra yang ada karena tidak semua sentra itu masih hidup, ada yang mati. Pendataan dimaksudkan karena semakin lama penggunaan anggaran harus lebih efektif dan efisien. Ini juga supaya akurasi program lebih tepat, sentra mana yang memang perlu dibina," ungkap Gati.

Prospek Cerah

Adapun salah satu wilayah yang menjadi fokus revitalisasi ialah Yogyakarta. Pasalnya, daerah ini kaya industri kreatifnya. Konsep e-Smart IKM bermula dari kerajinan di Yogya.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tentang pertumbuhan produksi Industri Mikro Kecil (IMK). Pada triwulan IV tahun 2017 terhadap triwulan IV tahun 2016 (y-on-y) menunjukkan pertumbuhan positif di angka 17,28 persen. Kenaikan pertumbuhan produksi di DIY ini melampaui angka pertumbuhan di tingkat nasional, yang tumbuh sebesar 4,59 persen.

Demi meningkatkan akses pasar, Kemenperin memiliki program e-Smart IKM yang bekerja sama dengan beberapa marketplace. Melalui program e-Smart ini produk IKM didorong untuk memasuki pasar online, sehingga memiliki jangkauan pasar yang lebih luas karena dapat diakses oleh konsumen dari berbagai daerah.

Gati mengatakan, di tengah-tengah upaya pembangunan ekonomi, sentra-sentra IKM sebagai basis ekonomi kerakyatan, perlu terus menerus dikembangkan. Itulah alasannya sehingga Kemenperin memprioritaskan merevitalisasi sentra-sentra IKM.

Baca Juga :
Kinerja Perseroan

Salah seorang pengrajin dari Yogyakarta berharap agar Kemenperin memfasilitasi pameran kerajinan Yogya setiap tahunnya.

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top