Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 25 Nov 2024, 06:30 WIB

Situs Elivavan Simpan Tengkorak Manusia Prasejarah

Foto: Quaternary Science Reviews, 2024

Sebuah studi terbaru dari Australian National University (ANU) mengungkapkan bukti kehadiran manusia di Indonesia bagian tenggara sekitar 42.000 tahun yang lalu. Penemuan fosil di Kepulauan Tanimbar memberi wawasan baru tentang jalur migrasi awal manusia di kepulauan tersebut, khususnya di wilayah timur.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Quaternary Science Reviews, sang peneliti Hendri Kaharudin, penulis utama dan kandidat Ph.D. di ANU, menyoroti pentingnya situs penemuan di Elivavan, Desa Romean, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Kepulauan Maluku, apalagi wilayah ini secara geologis berada di luar paparan Sahul.

Situs tersebut ditemukan tim yang dipimpinnya ketika berupaya mencari jejak perkampungan kuno di Kecamatan Tanimbar Utara pada 11 Maret hingga 20 Maret 2014. “Di situs ini terdapat gua prasejarah Watu Eli menyimpan jejak penguburan tradisional dari lusinan tengkorak Homo sapiens yang diletakkan di relung-relung dinding batu gamping,” kata arkeolog Marlon Ririmasse dari Balai Arkeologi Ambon di Ambon.

“Gua itu disebut batu tengkorak karena terdapat hampir lusinan tengkorak Homo sapiens, beberapa tengkorak yang ditemukan masih dalam kondisi utuh, sementara sebagian lain sudah pecah dan rusak,” kata arkeolog Marlon kepada Antara.

Di Elivavan, himpunan tengkorak itu ditemukan dalam asosiasi dengan fragmen gerabah dan keramik asing, model penguburan tradisional seperti ini memang umum ditemukan di situs-situs pemukiman kuno di Tanimbar dan pulau-pulau di bagian tenggara Kepulauan Maluku.

Dia mengatakan, sebagai kawasan berbatu gamping, situs Watu Eli memiliki banyak ceruk dan gua bertipe gua payung. Tak hanya pemakaman kuno, di dalam komplek situs juga ditemukan sebaran fragmen gerabah polos dan keramik asing.

Yang paling menarik dari situs tersebut adalah adanya penanda-penanda yang melekat dengan sejarah tutur masyarakat Desa Romean yakni sumber air yang disebut dengan Air Watu Eli di titik tertinggi perbukitan karst Watu Eli.

Secara geografis, Kepulauan Tanimbar, yang terletak di ujung timur Wallacea bagian selatan, memiliki posisi geografis yang unik. Meskipun dekat dengan landasan benua Sahul, yang mencakup Australia dan Papua New Guinea, pulau-pulau ini telah terisolasi oleh lautan dalam dalam waktu yang sangat lama, bahkan sebelum manusia pertama kali menginjakkan kaki di Wallacea.

Isolasi ini menjadikan Tanimbar sebagai laboratorium alam yang menarik untuk mempelajari proses evolusi dan penyebaran spesies, termasuk manusia, di wilayah tersebut. Meski penting secara strategis untuk memahami migrasi awal manusia dari Asia tenggara ke Australasia, Kepulauan Tanimbar relatif kurang diteliti dibandingkan pulau-pulau tetangga seperti Halmahera atau Timor.

Paparan Sahul adalah bagian dari lempeng landas benua Sahul (daratan utama benua Australia - Pulau Papua, dan Pulau Tasmania) yang terletak di lepas pantai utara dan selatan Australia. Paparan Sahul membentang dari Australia utara, meliputi Laut Timor menyambung ke Timur di Laut Arafura yang menyambung dengan Pulau Papua.

Kepulauan Aru menonjol di atas paparan Sahul. Paparan Sahul juga mencakup Paparan Rowley yang terletak di sisi Samudra Hindia di Barat Laut Australia membentang hingga tanjung di barat laut Australia.

Ketika permukaan air laut turun pada zaman es Pleistosen, termasuk zaman es maksimum terakhir, sekitar 18.000 tahun yang lalu, Paparan Sahul adalah daratan terbuka di atas permukaan laut. Bukti tepi pantai pada masa ini ditandai dengan lokasi yang kini terletak pada kedalaman antara 100 sampai 140 meter di bawah permukaan laut. hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.