Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
USBN Hari Terakhir

Siswa SD Bisa Selesaikan Soal Cerita

Foto : Istimewa

Heru Purnomo

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-Berdasarkan pantauan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) pada pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional tingkat (USBN) sekolah dasar (SD) yang berakhir hari ini di Jakarta dan sekitarnya, sebagian siswa bisa mengerjakan soal dengan baik. Hanya sedikit yang mengeluh kesulitan menyelesaikan soal selama tiga hari pelaksanaan USBN.

Menurut Sekjen (FSGI), Heru Purnomo, soal ujian USBN dua tahun terakhir ini mengalami peningkatan taraf kesulitan. Hal ini terjadi karena pemerintah meningkatkan bobot soal, sehingga anak tidak hanya dituntut untuk sekadar menghafal, tetapi juga berpikir kreatif atau dikenal dengan higher order thinking skills (HOTS).

Implementasi dari HOTS ini adalah soal cerita yang selain menguji kemampuan siswa seputar sebuah disiplin ilmu, juga menguji nalarnya untuk berpikir sistematis dalam melihat sebuah permasalahan. Kalau pada mata pelajaran Matematika, soal cerita berupa rangkaian hitungan atau persamaan yang dipadukan dalam sebuah uraian narasi yang menjadi kesatuan berbentuk cerita. Artinya, seorang siswa bisa saja betul dalam menyelesaikan persamaan, tapi bisa menjadi salah kalau tidak tepat menempatkan persamaan itu dalam rangkaian cerita.

Heru mengatakan perlu adanya pelatihan dari pemerintah kepada para guru akan pembelajaran dengan konten HOTS. Jika guru mampu menguasai pembelajaran berbasis HOTS, otomatis ia akan mengajarkan materi dengan benar kepada para siswanya.

"Jadi, perlu ada pelatihan kepada para guru sehingga siswa tidak akan mengalami kesulitan jika sering bertemu soal-soal seperti itu," kata Heru.

Menurut seorang peserta USBN, Farah Swarna Putri (12), siswa kelas 6 SD Nusa Indah Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, dirinya tidak mengalami kesulitan mengerjakan soal cerita yang memerlukan penalaran dengan konten HOTS. Menurut Farah, selama ini dia sudah sering mendapatkan latihan soal sejenis saat try out. "Selama tiga hari USBN tidak ada yang terlalu sulit. Soal Matematikanya pun masih bisa dikerjakan," ujar Farah.

Untuk tingkat SD, menurut Heru, Kelompok Kerja Guru (KKG) yang selama ini diandalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sudah berjalan dengan baik. Namun belum bisa diharapkan sepenuhnya bahwa KKG akan membawa kemajuan bagi guru dalam pembelajaran, apalagi yang berbasis HOTS. Pasalnya, umumnya KKG baru sebatas bertujuan untuk melengkapi kewajiban guru bidang studi untuk berkumpul terkait dengan administrasi pendidikan.

Heru mengharapkan pemerintah meningkatkan lagi peran KKG agar bisa menjadi kekuatan bagi guru dalam mengembangkan profesinya untuk memajukan pendidikan nasional. Ia menilai perlu adanya pendampingan dari pemerintah sehingga lambat laun prosesnya akan tersosialisasi serta menghasilkan guru yang profesional.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, soal UN maupun ujian sekolah berstandar nasional (USBN) 2019 tidak hanya soal menghafal tetapi fokus pada penalaran. Itu masih diperkuat oleh sebanyak 25% soal dari pemerintah pusat untuk pelaksanaan UN maupun USBN.

Selanjutnya, Muhadjir menuturkan, kesiapan siswa untuk mengikuti UN dan USBN ini telah dipersiapkan oleh MGMP untuk SMP dan Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk SD. Ant/P-6

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top