Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sisay Lemma Juara Boston Marathon

Foto : AFP/Joseph Prezioso

JUARA Boston Marathon I Sisay Lemma dari Ethiopia menempati posisi pertama di bidang profesional putra pada Boston Marathon ke-128 di Boston, Massachusetts, Senin (15/4). Maraton ini diikuti sekitar 30.000 atlet dari 129 negara yang berlari sejauh 26,2 mil dari Hopkinton ke Boston, Massachusetts.

A   A   A   Pengaturan Font

BOSTON - Sisay Lemma asal Ethiopia melesat lebih awal dan mempertahankan kemenangan dominan di Boston Marathon, Senin (15/4). Kemenangan itu membuat Lemma mendapatkan penebusan setelah gagal finish tahun lalu.

Lemma mengambil kendali sejak awal dan membangun keunggulan lebih dari dua menit di pertengahan jalan menuju kemenangan dengan catatan waktu 2:06:17. Saat para pesaing mengejar untuk bisa menyalip keunggulannya, semuanya sudah terlambat dan Lemma finis 41 detik di depan rekan senegaranya Mohamed Esa yang meraih posisi kedua di depan pelari Kenya Evans Chebet, yang gagal meraih gelar Boston Marathon untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.

Kemenangan tipis Lemma sangat kontras dengan dorongan akhir yang diberikan oleh Kenya Hellen Obiri untuk memenangkan gelar di bagian putri kedua berturut-turut dengan catatan waktu 2:22.37. Dalam perlombaan yang diikuti 19 wanita dalam kelompok terdepan di titik tengah, Obiri dan rekan senegaranya Sharon Lokedi dan Edna Kiplagat akhirnya memisahkan diri di tiga kilometer terakhir.

Obiri dan Lokedi berlari bahu-membahu sebelum Obiri menjauh di kilometer terakhir, Lokedi finis delapan detik di belakang. Kiplagat menyelesaikan podium bagi semua pelari Kenya, terpaut 44 detik.

Lemma, yang catatan waktu terbaiknya adalah 2:01:48 menjadikannya pelari maraton tercepat keempat dalam sejarah. Dia berada di jalur memecahkan rekor Boston Marathon dengan catatan waktu 2:03:02, yang dibuat tahun 2011 oleh Geoffrey Mutai dari Kenya. Namun, perbukitan yang menguras tenaga di paruh kedua lintasan berdampak buruk. Keunggulannya menyusut saat Chebet dan John Korir dari Kenya meningkatkan kecepatan hingga kilometer terakhir.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top