Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Peningkatan Kualitas SDM

Sinergi SMK dan Industri Tekan Pengangguran

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Pemerintah terus mengurangi tingkat pengangguran alumni sekolah menengah kejuruan (SMK) melalui program link and match antara SMK dengan industri. Sebab, tingkat pengangguran lulusan SMK saat ini sangat tinggi dibanding jenjang pendidikan lainnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan SMK menjadi penyumbang tertinggi tingkat pengangguran terbuka di Indonesia, mencapai 11,24 persen per Agustus 2018. Persentase itu lebih tinggi dari pengangguran terbuka lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sekitar 7,95 persen, lulusan Sekolah Dasar (SD) 2,43 persen, sedangkan untuk lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 4,8 persen.

"Program link and match ini baru berjalan dua tahun, targetnya lulusan dari program ini bisa langsung terserap. Hasilnya baru 3-4 tahun ke depan," ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat peluncuran program pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/2).

Adapun acara ini dihadiri oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad serta Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Jatim, Wahid Wahyudi pejabat eselon I lingkup Kemenperin serta ribuan stakeholder terkait lainnya.

Lebih lanjut, Airlangga mencontohkan keberhasilan pada program dual system yang diterapkan oleh Kemenperin pada sembilan politeknik dan dua akademiki komunitas. Seluruh lulusannya diserap di pasar. Sayangnya, jumlah yang dikelola Kemenperin tak terlalu banyak sehingga diminta direplikasi dalam bentuk kerja sama link and match antara SMK dan industri.

Dari 14.000 SMK di tanah air, sebanyak 2.074 diantaranya sudah bekerja sama dengan 745 perusahaan dari wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Angka tersebut diharapkan terus bertambah setiap tahunnya.

Peluncuran kali ini memasuki tahap kedelapan yang meliputi wilayah Jawa Timur dengan melibatkan 295 SMK dan 97 perusahaan. "Hingga kini ada 3.708 perjanjian kerja sama yang sudah ditandatangani, karena satu SMK dapat dibina oleh beberapa perusahaan," kata Airlangga.

Airlangga menjelaskan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo fokus pembangunan nasional pada 2019 adalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas setelah gencar melakukan berbagai pembangunan infrastruktur. Demi menjamin kelancaran program tersebut, Kemenperin bersama Kemendikbud membuat kelompok kerja yang akan mengawal pelaksanaan revitalisasi SMK di bidang industri. Sepanjang 2019, program ini ditargetkan dapat menggaet sebanyak 2.685 SMK dan 750 perusahaan.

Dorong Perekonomian

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Jatim, Wahid Wahyudi optimistis program link and match tersebut efektif mendorong perekonomian daerah dan nasional. Terlebih lagi, saat ini sektor industri pengolahan, perdagangan dan pertanian penopang utama untuk aktivitas ekonomi di Jatim.

Pada 2017, PDRB Jatim berkontribusi 14,86 persen terhadap ekonomi nasional. "Lebih dari itu juga, 70 persen kebutuhan pokok di wilayah Indonesia timur dipasok dari Jatim, sehingga PDRB kalau ditambah provinsi-provinsi tersebut, sebesar 34,4 persen atau sepertiga lebih nasional dihasilkan oleh aktivitas ekonomi di Jatim," tutup Wahyudi. ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top