Seruan untuk Aksi Protes Warnai Hari Terakhir Pilpres Rusia
Presiden Russia Vladimir Putin telah berkuasa sejak 1999 dan akan memperluas kekuasaannya setidaknya hingga tahun 2030.
MOSKOW - Kritikus Kremlin menyerukan protes besar-besaran di tempat pemungutan suara (TPS) pada hari terakhir pemilihan presiden Russia, Minggu (17/3). Pemilu tersebut diyakini akan memperkuat pemerintahan Vladimir Putin.
Pemungutan suara yang berlangsung selama tiga hari dirusak oleh meningkatnya pengeboman Ukraina yang fatal dan serangkaian serangan ke wilayah Russia oleh kelompok sabotase pro-Ukraina.
Aksi protes juga terjadi pada hari-hari pertama pemungutan suara, serentetan penangkapan warga Russia yang dituduh menuangkan pewarna ke dalam kotak suara atau melakukan pembakaran.
Sebelum kematiannya di penjara Arktik bulan lalu, pemimpin oposisi Alexei Navalny, yang menggalang demonstrasi massal anti-Putin, mendesak warga Russia untuk melakukan protes pada hari Minggu.
Istrinya, Yulia Navalnaya, mengulangi seruannya menjelang pemilu dan mengatakan para pengunjuk rasa harus hadir dalam jumlah besar pada saat yang sama untuk membanjiri TPS.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya