Serangan "Ransomware" Jangan Dianggap Remeh
Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam), Wahyudi Djafar
JAKARTA - Serangan ransomware terhadap Bank Indonesia jangan dianggap remeh. Karena itu, harus segera dilakukan mitigasi dan investigasi lanjutan untuk pengamanan sistemnya.
Hal tersebut dikatakan Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam), Wahyudi Djafar, di Jakarta, Rabu (26/1). Menurut Wahyudi, serangan ransomware terhadap Bank Indonesia tak hanya terjadi pada 21 Januari 2022 saja, tapi juga pada bulan Desember 2021.
Pada 21 Januari 2022, akun Twitter @darktracer_int mengunggah cuitan dan menginformasikan bahwa ransomware Conti terus mengunggah data yang didapatnya dari BI. "Akun tersebut mengabarkan pula bahwa terdapat 175 komputer yang menerima serangan ransomware Conti," kata Wahyudi.
Dari tangkapan layar yang juga diunggah bersamaan dengan cuitan tersebut, lanjut Wahyudi, diketahui bahwa total data yang bocor sebanyak 35.200 dokumen dengan kapasitas data 44,70 GB. Selanjutnya, 24 Januari 2022, akun Twitter @darktracer_int kembali lagi menginformasikan ransomware Conti telah menyerang 237 komputer. Total data yang bocor saat ini sebanyak 52.767 dokumen dengan kapasitas data 74,82 GB.
"Melihat pola terus meningkatnya jumlah serangan ransomware dan data yang bocor, BI bekerja sama dengan BSSN, dan Kominfo, harus sigap dalam melakukan investigasi dan mengoptimalkan peraturan dan kapasitas kemampuan teknis," katanya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya