Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebakaran Hutan - Cuaca Panas dan Angin Kencang Sulitkan Pemadaman

Sepuluh Titik Panas Muncul di Aceh

Foto : ANTARA/SYIFA YULINNAS

PADAMKAN API - Warga bersama personil Polres Aceh Barat memadamkan api yang membakar lahan gambut dengan cara manual di Desa Seuneubok, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Minggu (6/1). Sekitar lima hektar lahan gambut di Kecamatan Johan Pahlawan dan Meureboe, Kabupaten Aceh Barat terbakar akibat musim kemarau disertai angin kencang.

A   A   A   Pengaturan Font

BANDA ACEH - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, 10 titik panas terdeteksi satelit muncul pada sejumlah wilayah di Aceh.

"Pagi ini terpantau 10 titik panas di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Minggu (6/1)

Ia menerangkan, ke-10 titik panas ini yang tersebar di delapan daerah di provinsi bagian paling barat Indonesia tersebut mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Hasil pantauan sensor modis ada dua titik panas di dua kabupaten, yakni Aceh Tengah terkosentrasi di Kecamatan Pegasing, dan Aceh Jaya menyebar pada dua kecamatan yaitu Sampa Iniet dan Setia Alue Bakti.

Sedangkan keenam titik panas sisanya masing-masing terdapat satu titik di enam kabupaten, yakni Aceh Barat Daya di Kecamatan Kuala Batee, dan Aceh Besar di Kecamatan Lembah Seulawah. Terakhir Aceh Tamiang di Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Utara di Kecamatan Lhokseukon, Pidie di Kecamatan Tangse, dan Nagan Raya di Kecamatan Beutong.

Dari 10 titik panas, ada tiga titik menunjukkan patut di duga sebagai titik api akibat karhutla, dan satu titik dipastikan titik api karena telah terjadi kebakaran hutan dan lahan, katanya.

"Ketiga titik itu, dua di antaranya di Pegasing (Aceh Tengah) karena memiliki tingkat kepercayaan 71 persen, dan satu di Tamiang Hulu (Aceh Tamiang) dengan 73 persen. Sedangkan satu titik api di Beutong, Nagan Raya yang memiliki 90 persen," tegas Zakaria.

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) tahun lalu melaporkan, seluas 835 hektare hutan dan lahan di wilayah Aceh dalam keadaan telah hangus terbakar selama delapan bulan terakhir di tahun 2018.

"Ada tambahan di Agustus 2018, sejumlah 487,5 hektare baik hutan dan lahan yang terbakar. Sehingga total menjadi 835 hektare di Aceh," ujar Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek.

Terus Meluas

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi kemunculan titik-titik panas baru di Provinsi Riau, sebagai indikasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terus meluas.

Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Bibin di Pekanbaru, akhir pekan lalu, mengatakan kemunculan titik panas baru terpantau di Kabupaten Siak dan Bengkalis. Selain itu, titik panas di Kabupaten Rokan Hilir yang terpantau sejak awal Januari lalu juga masih terdeteksi dan cenderung bertambah.

"Titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen terbanyak masih terpantau di Kabupaten Rokan Hilir dengan empat titik," katanya.

Sementara di Bengkalis, Siak dan Kota Dumai masing-masing terdeteksi satu titik. Seluruh titik panas itu terpantau melalui Pencitraan Satelit Terra dan Aqua, Sabtu pukul 06.00 WIB tadi.

Dari tujuh titik panas tersebut, Bibin mengatakan empat diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya Karhutla dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen. Titik api menyebar di Rokan Hilir dua titik, serta Bengkalis dan Dumai masing-masing satu titik.

"Di Rokan Hilir keberadaan titik api masih terpusat di Kecamatan Tanah Putih. Kemudian Bengkalis titik api terdeteksi di Kecamatan Mandau serta Dumai Barat di Kota Dumai," katanya. Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top