Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sepenggal Kisah Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang Jarang Terungkap

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sekarang Hadi Tjahjanto jadi orang nomor satu di tubuh TNI. Hadi bukanlah anak dari pejabat penting. Apalagi anak jenderal. Ayahnya Bambang Sudarto memang seorang tentara. Tapi pangkatnya bukanlah perwira menengah apalagi perwira tinggi. Ayah Hadi, hanya pensiunan tentara dengan pangkat terakhir Sersan Mayor (Serma). Ayahnya teknisi pesawat di TNI AU.

Sejak kecil, Hadi sudah terbiasa hidup prihatin. Hadi sadar, ayahnya bukan orang yang bergaji besar. Karenanya sejak remaja, Hadi sudah merasakan hidup mandiri, ikut banting tulang membantu orang tua. Hadi, pernah menjadi seorang Cady. Bahkan, pernah pula jadi pembuat kue donat.

Sampai kemudian dia sukses masuk Akademi Angkatan Udara (AAU). Usai lulus dari akademi bergengsi itu, karir Hadi melesat di TNI AU. Keberuntungan berpihak padanya. Presiden Jokowi mendaulatnya jadi Panglima TNI menggantikan Panglima TNI sebelumnya Jenderal Gatot Nurmantyo. Pada 8 Desember 2017, Hadi resmi dilantik menjadi Panglima TNI.

Ada sebuah cerita menarik tentang masa kecil, Hadi Tjahjanto. Dalam buku Anak Sersan Jadi Panglima, yang ditulis Eddy Suprapto, Hadi bercerita, ketika kecil makan daging baginya adalah kemewahan yang tidak bisa setiap saat bisa dinikmati. Bahkan, saat masih belia, Hadi mengaku jarang sekali makan daging.

Hadi bercerita, sepulang dari sekolah, ia kerap berjalan lewat belakang rumahnya yang masih berupa kebun dan semak liar saat itu. Dia sengaja suka lewat kebun dan semak liar. Sebab, di kebun dan semak liar itu, ia sering menemukan telur ayam atau telur entok. Ayam dan entok suka bertelur di situ. Pernah satu hari Hadi menemukan lima butir telur. Tiga telur dijualnya ke warung. Dua sisanya ia bawa pulang untuk dimakan bersama adik-adiknya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top