Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sentra Terpadu Pangudi Luhur Kampanye Antiperundungan

Foto : istimewa

sekolah

A   A   A   Pengaturan Font

BEKASI - Kampanye sosial pencegahan perundungandan kekerasan dilakukan Kementerian Sosial melalui Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) Bekasi. Kegiatan dikemas dalam program "STPL Goes to School."

Kampanye tersebut digelar di SDN Sumur Batu II, Kecamatan Sumur Batu, Kota Bekasi, Selasa (1/10). SDN Sumur Batu II menjadi lokasi keempat pelaksanaan "STPL Goes to School." Ada dua format dalam pelaksanaan kampanye ini. Ada pemberian materi di kelas. Satunya lagi dengan bermain. "Di SDN Sumur Batu II ada empat kelas," kata Kepala STPL Bekasi Wahyu Dewanto.

Sejauh ini, Wahyu mengatakan kampanye pencegahan perundungan dan kekerasan tersebut telah dilaksanakan di empat lokasi. Keempatnya di SMPN 8 Kota Bekasi, SMPN 4 Bekasi, dan SMPN 1 Sukatani. Terbaru di SDN Sumur Batu II. Kegiatan di sini juga dihadiri Mensos Saifullah Yusuf.

Wahyu menyebutkan, STPL Bekasi rencananya melanjutkan kampanye ke sekolah-sekolah di Karawang bulan Oktober ini. Program STPL Goes to School dilatarbelakangi maraknya tingkat kekerasan di sekolah. Ini baik kekerasan seksual ataupun perundungan.

Sebagian di antaranya disebabkan kurangnya pemahaman cara berteman secara sehat. Maka, kampanye merupakan upaya untuk mencegah perundungan. Dalam kampanye pencegahan tersebut, tim dari STPL Bekasi terdiri dari penyuluh sosial, pekerja sosial, dan psikolog. Mereka bersinergi untuk memberikan pemahaman mengenai upaya pencegahan perundungan.

STPL bahkan menggandeng tenaga kesehatan untuk memberikan penjelasan lebih konkret mengenai dampak kekerasan seksual.
Berbagai materi seperti pengenalan bentuk kekerasan seksual dan perundungan disampaikan dalam kampanye. Harapannya, agar para pelajar bisa mengenali berbagai bentuk pelecehan dan perundungan.

Dengan begitu, mereka bisa menghindarinya serta melaporkannya kepada guru atau keluarga jika terjadi. Selain itu, STPL juga memberikan pemahaman bahwa perundungan dan kekerasan seksual bisa menimpa siapa saja. "Maka, mereka harus waspada," tandas Wahyu.

Wahyu menambahkan, penyampaian materi kepada rentang usia yang beragam tentunya membutuhkan cara penyampaian berbeda juga. Maka, tim STPL Bekasi mengemas materi dengan cara yang menarik, menyesuaikan dengan usia mereka.

Misalnya, saat memberikan materi kepada pelajar SDN Sumur Batu II, tim STPL menyampaikan materi dalam bentuk nyanyian, cerita, dan permainan. Ini mudah diterima mereka. Sedangkan untuk anak SMP, disesuaikan juga dengan bahasa mereka.

Selain keluarga, sekolah menjadi salah satu faktor penting dalam pencegahan perundungan dan kekerasan. STPL menilai pentingnya peran aktif sekolah dalam mengampanyekan antiperundungan dan kekerasan, baik secara verbal maupun fisik.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top