Sentimen Internal Minim

JAKARTA - Kinerja rupiah diperkirakan dalam tekanan ke depan seiring dengan bayang-bayang penguatan dollar AS ke depan. Dari dalam negeri, sentimen untuk mendorong penguatan rupiah ke depan diperkirakan masih minim.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (22/4) sore, bergerak melemah seiring kepudaran Jokowi effect atau efek pascakeunggulan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei. Rupiah melemah 33 poin atau 0,24 persen dari Kamis pekan lalu menjadi 14.078 rupiah per dollar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta kemarin mengatakan ada sinyal Jokowi effect mulai pudar. Pekan lalu, sentimen ini sangat ampuh mendorong pasar keuangan Indonesia positif, termasuk rupiah yang menjadi mata uang terbaik di Asia.

"Namun rasanya sentimen itu sudah mereda. Jokowi effect sudah sulit membuat rupiah bisa tahan lama, khasiatnya mulai pudar. Minimnya sentimen domestik membuat rupiah terombang-ambing terbawa arus penguatan dollar AS yang menerjang Asia," ujar Ibrahim. Ant/E-10