Sentimen Eksternal Masih Dominan
JAKARTA - Pergerakan rupiah berpotensi terfluktuasi dengan kecenderungan melemah pada awal pekan ini. Sejumlah sentimen eksternal, seperti geopolitik dan data inflasi sejumlah negara maju, diperkirakan lebih dominan ketimbang faktor pendorong dari dalam negeri.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin menilai kekhawatiran mengenai lonjakan inflasi di berbagai negara dapat membuat rupiah melemah. Saat ini, sejumlah bank sentral bersiap melakukan normalisasi suku bunga, termasuk The Federal Reserved (The Fed) di Amerika Serikat (AS).
Kenaikan FFR tersebut biasanya akan diikuti dengan lonjakan imbal hasil surat utang pemerintah AS sehingga turut mengerek apresiasi dollar AS. Kondisi tersebut tentunya menjadi tekanan bagi aset berisiko, termasuk rupiah.
Nanang memproyeksikan pergerakan rupiah dalam perdagangan, Senin (21/2), di kisaran 14.300-14.410 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta akhir pekan pekan lalu melemah tipis, dipengaruhi peningkatan tensi konflik antara Russia dan Ukraina. Rupiah ditutup melemah satu poin atau 0,01 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.327 rupiah per dollar AS.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya