Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PREDIKSI RUPIAH

Sentimen Eksternal Dominan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dollar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (10/12) waktu New York, Amerika Serikat (AS) atau Sabtu (11/12) pagi WIB, setelah harga konsumen AS naik kurang lebih sesuai ekspektasi pada November. Kondisi tersebut diperkirakan dapat mendorong penguatan pada mata uang berisiko, termasuk rupiah.

Data Departemen Tenaga Kerja AS, Jumat (10/12) waktu setempat, menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) meningkat karena biaya barang dan jasa naik secara luas di tengah kendala pasokan untuk kenaikan tahunan terbesar sejak 1982. IHK menguat 0,8 persen bulan lalu setelah meningkat 0,9 persen pada Oktober, sementara dalam 12 bulan hingga November naik 6,8 persen, menyusul kenaikan 6,2 persen pada Oktober. Ini dibandingkan dengan perkiraan 0,7 persen dari para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Namun, investor menilai angka tersebut tidak akan mengubah laju kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (The Fed). "Saya akan menggolongkan angka IHK tepat pada ekspektasi, tetapi pasar valas telah memposisikan untuk angka yang lebih tinggi," kata kepala strategi valuta asing global di BMO Capital Markets, Greg Anderson.

Indeks dollar AS akhir pekan lalu turun 0,18 persen pada 96,0972. Situasi tersebut diperkirakan dapat mendorong penguatan rupiah terhadap dollar AS, Senin (13/12) setelah melemah pada akhir pekan lalu.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (10/12) sore ditutup melemah tipis menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat malam ini. Rupiah ditutup melemah 4 poin atau 0,03 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.371 rupiah per dollar AS.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top