Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sentimen Eksternal Dominan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi pada awal pekan ini. Pelaku pasar terus mencermati perkembangan kasus Covid-19 di Tiongkok dan menanti petunjuk baru bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed ke depan.

Analis Panin Sekuritas, Christian Anderson Yuwono, menilai investor dalam negeri masih mencermati keputusan the Fed selanjutnya, kendati melihat inflasi yang mulai turun menandakan kebijakan suku bunga yang lebih dovish.

Dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (28/11), bergerak di level support 6.966 dan resistance di 7.100.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) jelang akhir pekan lalu ditutup turun dipengaruhi peningkatan kasus Covid-19 di Tiongkok.

IHSG ditutup melemah 27,37 poin atau 0,39 persen ke posisi 7.053,15. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 2,58 poin atau 0,26 persen ke posisi 1.001,74.

"Dalam sepekan ini pergerakan IHSG masih didominasi oleh sentimen global di mana ada sinyal perlambatan kenaikan suku bunga the Fed yang nampaknya menjadi katalis positif bagi para pelaku pasar. Namun di sisi lain dengan adanya peningkatan kasus covid di Tiongkok terlebih ada yang meninggal, membuat khawatir akan adanya potensi lockdown di Tiongkok dan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi," kata Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, saat dihubungi di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Dibuka melemah, IHSG mayoritas bergerak di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor terkoreksi dengan sektor energi turun paling dalam 1,31 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor transportasi dan logistik masing-masing turun 1,04 persen dan 0,63 persen. Sedangkan dua sektor meningkat yaitu sektor barang konsumen non-primer dan sektor barang konsumen primer masing-masing 0,02 persen.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top