Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebudayaan Nasional

Seniman Dorong Pendaftaran Reog ke UNESCO

Foto : Antaranews
A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Sejumlah seniman menggalang dukungan agar pemerintah memprioritaskan kesenian tradisional Reog didaftarkan ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda.

Aksi penggalangan dukungan digelar di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur (DPRD Jatim), Jalan Indrapura, Surabaya, seperti dipantau, Senin (25/4). Ketua Paguyuban Reog Ponorogo Surabaya (Purbaya) Siswandi, mengatakan aksi dilakukan dengan membentangkan kain putih panjang untuk ditandatangani warga yang peduli dengan kesenian tradisional asal Ponorogo tersebut.

Para seniman berharap, aspirasi mereka disampaikan DPRD Jatim ke pemerintah pusat.

Siswandi mengatakan, bersama sejumlah seniman sepakat menggelar aksi setelah mendengar informasi bahwa kesenian reog sampai tahun ini bukan prioritas Kemendikbudristek untuk didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.

Para seniman khawatir, jika tidak segera didaftarkan, kesenian reog akan dicaplok Malaysia.

"Kesenian Reog sudah menjadi rebutan dengan Malaysia. Ini menyangkut harga diri bangsa. Jangan sampai kebudayaan kita direbut orang asing," tuturnya.

Dana Kebudayaan
Sementara itu, agar kebudayaan mampu mempromosikan gaya hidup berkelanjutan diperlukan pendanaan abadi secara mondial. "Pendanaan kebudayaan global bisa diinisiasi G20," kata Manager G20 Culture's Minister Meeting (CMM), Ananto Kusuma Seta, secara daring, dalam Focus Group Discussion bersama media, di Bogor, Selasa (26/4).

Menurutnya, hal tersebut bagian dari mempersiapkan new normal melalui kebudayaan. "Pandemi hadir bukan sebab, tapi akibat dari gaya hidup kita," ujarnya. Dia menerangkan, peserta G20 menyepakati adanya dana tersebut.

Ananto menjelaskan, proses pembentukan dana ditargetkan selesai 5 tahun ke depan pada 2028. Adapun pengelolaan dana nanti dilakukan oleh UNESCO, sebagai lembaga yang merupakan bagian dari organisasi internasional dengan tanggung jawab bidang kebudayaan.

Untuk cakupan lebih luas, tujuannya mengangkat kembali budaya-budaya hidup berkelanjutan di negara masing-masing. "Dengan cara-cara inovatif itu bisa mengangkat ekonomi lokal, memperbaiki lingkungan, dan memperbaiki pranata sosial masyarakat," tandasnya.

Sementara itu, Sekretaris Direkorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Fitra Arda, mengatakan, dana kebudayaan global sesuai dengan agenda pemulihan kebudayaan pascapandemi. Agendanya adalah menjaga, mempererat, dan mendukung bidang kebudayaan.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top