Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Seni Cadas Manusia Purba Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulsel

Foto : The Conversation/BRIN

Lokasi gua kapur Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.

A   A   A   Pengaturan Font

Rino Putama, The Conversation

Sebuah penemuan luar biasa telah mengungkap sejarah seni manusia dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lukisan gua yang menggambarkan tiga figur menyerupai manusia sedang berinteraksi dengan seekor babi hutan, ditemukan oleh tim penelitian kerjasama antara Griffith University, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Southern Cross University di gua kapur Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.

Para peneliti memperkirakan lukisan ini setidaknya berusia 51.200 tahun, menjadikannya salah satu karya seni cadas tertua di dunia. Penemuan ini sekaligus membuka pemahaman kita mengenai asal-usul seni paling awal dalam kehidupan manusia.

Tim peneliti menggunakan metode analisis mutakhir, yakni ablasi laser U-series (LA-U-series), untuk mendapatkan pertanggalan akurat di lapisan tipis kalsium karbonat yang terbentuk di atas seni cadas tersebut. Penemuan ini juga menunjukkan bahwa manusia purba di Sulawesi mampu berkomunikasi dalam bentuk cerita sejak lebih dari 51.200 tahun yang lalu.

Selain lukisan purba di Leang Karampuang, tim peneliti juga melakukan pertanggalan ulang pada kandungan kalsium karbonat yang melapisi lukisan gua di situs Leang Bulu' Sipong 4 di Maros Pangkep. Lukisan gua ini menampilkan adegan sosok yang diinterpretasikan sebagai therianthropes (setengah manusia, setengah hewan) yang sedang berburu babi rusa dan anoa. Lukisan purba ini sebelumnya sudah pernah diteliti dengan hasil pertanggalan setidaknya 44.000 tahun yang lalu. Melalui metode terbaru, seni cadas tersebut tercatat berumur 4.000 tahun lebih tua, yaitu sekitar 48.000 tahun.

Temuan ini membuka babak baru dalam pemahaman kita tentang asal-usul seni manusia dan menjadi rujukan penting bagi para ilmuwan di seluruh dunia.

Hal tersebut juga menekankan pentingnya riset arkeologi jangka panjang dan kolaboratif dalam menghasilkan kontribusi yang signifikan bagi ilmu pengetahuan dan memotivasi para arkeolog untuk terus mengkaji kebudayaan purbakala serta melestarikan warisan budaya nusantara.

Dalam Research Findings episode kali ini, kami berbincang dengan salah satu tim peneliti Adhi Oktaviana, ahli seni cadas Indonesia dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang sedang menjalani program doktoral di Griffith Centre for Social and Cultural Research (GCSCR).

Simak videonya disini:

Tonton video-video seputar sains menarik lainnya hanya di channel YouTube dan TikTok The Conversation Indonesia, jangan lupa ikuti dan berlangganan sekarang juga!

Klik link dibawah ini:

YouTube The Conversation Indonesia

TikTok The Conversation IndonesiaThe Conversation

Rino Putama, Multimedia Producer, The Conversation

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top