Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pesta Demokrasi -- Keragaman dan Kemajemukan di NKRI Jangan Dirusak Politisasi SARA

Semua Pihak Harus Wujudkan Pemilu Damai dan Aman

Foto : istimewa

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Palu, Profesor Sagaf S Pettalongi

A   A   A   Pengaturan Font

PALU - Semua pihak di daerah harus berusaha untuk mewujudkan pemilihan umum (Pemilu) 2024 yang aman dan damai. Multipihak harus bergandengan tangan dan bahu-membahu tanpa politisasi SARA.

"Mari kita bergandengan tangan, dan bahu-membahu dalam mewujudkan politik yang damai," kata Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Palu, Profesor Sagaf S Pettalongi, dihubungi dari Palu, kemarin.

Ia menilai, salah satu komponen yang berperan penting dalam mewujudkan pemilu damai yakni peserta pemilu atau pemilihan kepada daerah.

Peserta pemilu dan pemilihan kepala daerah diharapkan mengedepankan kampanye atau politik gagasan yang mengusung visi dan kualitas program, bagaimana mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan sejahtera, tanpa politisasi SARA.

"Karena Indonesia dan daerah kita memiliki keragaman dan kemajemukan, baik keragaman agama, ras, suku, dan budaya," ujarnya.

Ia mengatakan kemajemukan yang ada, menuntut multi pihak harus mampu mengelola keragaman itu untuk meningkatkan kesolidan, persatuan dan kesatuan dalam bingkai berbangsa dan bernegara. "Kita harus bersama-sama menuju gerbang yang damai penuh persaudaraan hingga melahirkan orang-orang yang rukun dan bisa memimpin Indonesia dan daerah kita kedepan yang lebih baik," ujarnya.

Pettalongi menambahkan, di tahun politik ini, potensi terjadi ketidakrukunan di masyarakat akibat pilihan politik yang berbeda, tetap saja ada. Politisasi agama, suku, budaya makin sering dilakukan untuk meraih efek elektoral. "Penggunaan politik identitas menjelang Pemilu harus diantisipasi dan dimitigasi agar kerukunan umat tidak ternodai," ujar Sagaf.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah meminta semua pihak di daerah itu agar mewaspadai penyebaran isu-isu bermuatan provokasi mengenai suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) di momentum pemilihan umum.

Asisten Bidang Pemerintahan Pemprov Sulteng, Fahruddin D Yambas mengatakan, isu - isu identitas atau primordial cenderung disebarkan oleh kelompok-kelompok tertentu di momentum pemilu.

"Jangan mudah terpancing dengan isu-isu atau informasi-informasi yang memuat tentang identitas SARA dalam pemilu, karena itu hanya akan memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa," kata dia, terkait membangun situasi yang aman dan kondusif di momentum pemilu 2024.

Ia menegaskan, informasi provokasi yang mengandung tentang identitas suku, agama, ras dan antar golongan, hanya akan memecah belah persaudaraan dan persatuan, dalam tatanan kehidupan demokrasi.

Ia menyatakan, mereka bersinergi dengan multipihak di antaranya KPU, TNI, dan Polri serta organisasi terkait lainnya, untuk mengedukasi masyarakat mengenai politik identitas. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat mengenal politik identitas serta tidak muda terperdaya dengan politik identitas tersebut, serta tidak termakan informasi SARA.

Tahun Politik

Sebelumnya,m Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengajak masyarakat mengutamakan persaudaraan dalam menghadapi tahun politik menjelang Pemilu 2024.

"Saya sebagai khatib mengajak semua mengisi tahun politik dengan penuh persaudaraan dalam rangka menjaga keutuhan negara Indonesia, jangan bermusuhan secara berlebihan," kata Mahfud MD di Semarang, Jawa Tengah, Kamis kemarin.

Menurut Mahfud, adanya perbedaan pandangan politik menjelang pesta demokrasi di Indonesia itu merupakan hal yang wajar. "Boleh berbeda, tapi begitu pemilu selesai, itulah wakil kita di pemerintahan dan DPRD. Sesudah pemilu, mari kita rukun kembali dan membangun negara Indonesia bersama," tambahnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top