Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Semoga Tidak Jatuh Korban, Potensi Tanah Longsor di Jakarta Bertambah Menjadi 21 Lokasi

Foto : ANTARA/Instagram/@bpbddkijakarta

Tangkapan layar - Petugas gabungan membersihkan tanah yang longsor menimpa mushala di Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Semua pihak harus sinergis guna mencegah jatuh korban karena potensi tanah longsor di Jakarta bertambah menjadi 21 lokasi.

Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkanpotensi tanah longsor di Ibu Kota pada Februari 2023 meluas menjadi 21 lokasi dibandingkan bulan lalu mencapai 15 lokasi karena curah hujan tinggi.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Isnawa Adji di Jakarta, Jumat, menjelaskan, potensi tanah longsor itu tersebar di empat wilayah, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.

BPBD DKI menjelaskan, potensi terjadi tanah longsor itu didapatkan berdasarkan hasil tumpang susun antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Isnawa menambahkan, berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), potensi tanah longsor di 21 lokasi di Jakarta itu berada di zona menengah hingga tinggi.

Di Jakarta Barat meliputi Kecamatan Kembangan. Kemudian di Jakarta Pusat, yakni Kecamatan Menteng.

Selanjutnya di Jakarta Selatan meliputi Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Tebet.

Sedangkan di Jakarta Timur meliputi wilayah Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramat Jati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo dan Pulo Gadung.

Adapun tambahan potensi rawan longsor jika dibandingkan bulan lalu yang mencapai 15 lokasi itu, yakni Kembangan di Jakarta Barat dan Jakarta Timur di Ciracas, Makasar, Duren Sawit, Jatinegara dan Cipayung.

Pada zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Sementara itu, zona tinggi untuk gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

"Kepada lurah, camat dan masyarakat diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal," kata Isnawa Adji.

Sebelumnya, BMKG memperkirakan puncak musim hujan di DKI Jakarta pada Januari-Februari 2023.

Masyarakat diminta mewaspadai bencana hidrometeorologi di antaranya hujan lebat, banjir, tanah longsor dan angin kencang.

Isnawa meminta masyarakat jika menemukan keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan agar segera menghubungi Call Center Jakarta Siaga 112.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top