Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Semoga Cepat Ada Solusi Perdamaian, PM Ukraina: Rekonsiliasi dengan Russia Tak Akan Terjadi dalam Satu Abad

Foto : Antara/Xinhua

Foto dokumen menunjukkan Presiden Russia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kanan).

A   A   A   Pengaturan Font

Semua pihak yang dapat membantu hendaknya turun tangan menghentikan perang, PM Ukraina sebut rekonsiliasi dengan Russia tak akan terjadi dalam satu abad.

Istanbul - Semoga cepat ada solusi perdamaian meski Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan bahwa rekonsiliasi antara Moskow dan Kiev tidak mungkin terjadi dalam satu abad mendatang.

"Rekonsiliasi, kerja sama--Tidak, tidak dalam seratus tahun mendatang. Russia pertama-tama harus berubah melalui demokratisasi, demiliterisasi, dan denuklirisasi," kata Shmyhal dalam sebuah wawancara dengan surat kabar mingguan Jerman Focus, Minggu (26/2).

Ketika ditanya tentang bagaimana Russia harus dilucuti, Shmyhal menyebutkan tentang sanksi lanjutan, penolakan untuk bekerja sama dengan Russia, penyitaan aset Russia, dan bantuan militer lebih lanjut ke Ukraina.

Shmyhal juga mengatakan bahwa pembekuan konflik antara Moskow dan Kiev untuk menghentikan pertumpahan darah lebih lanjut tidak dapat diterima oleh Ukraina, karena tanpa disadari hanya akan menguntungkan Russia dan menyebabkan perang besar lainnya.

Dia pun membantah kemungkinan Ukraina menyerahkan salah satu wilayahnya ke Russia.

"Masyarakat tidak akan mengizinkan ini. Ribuan orang terbaik kami mati bukan untuk kami berkompromi dengan teroris berdarah dan agresor yang memeras seluruh dunia," kata Shmyhal.

"Satu-satunya kompromi adalah penarikan penuh pasukan Russia dari Ukraina dalam batas tahun 1991. Russia harus berhenti menembak, menghentikan agresi, dan meninggalkan wilayah kami. Saya percaya bahwa mengubah perbatasan akan menjadi kompromi yang tidak dapat diterima untuk Eropa juga," tutur dia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top