Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Semoga BBM di Dalam Negeri Turun, Harga Minyak Dunia Anjlok

Foto : ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

Pekerja melakukan pengecekan pompa angguk yang beroperasi di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau, Jumat (19/8/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

New York - Harga minyak merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah ekspektasi pasokan AS yang lebih tinggi dikombinasikan dengan perlambatan ekonomi dan permintaan bahan bakar China yang lebih rendah.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November tergelincir 2,64 dolar AS atau 3,1 persen, menjadi menetap di 82,82 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember kehilangan 1,59 dolar AS atau 1,7 persen, menjadi ditutup pada 90,03 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Kemunduran harga minyak terjadi setelah laporan bahwa pemerintah AS akan terus melepaskan minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) sebelum pemilihan kongres bulan depan.

Bloomberg melaporkan bahwa pemerintahan Joe Biden sedang bergerak menuju pelepasan setidaknya 10 juta hingga 15 juta barel minyak dari cadangan darurat negara itu dalam upaya untuk menjaga harga bensin agar tidak naik lebih jauh, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Di sisi lain, China, importir minyak mentah utama dunia, menunda tanpa batas waktu rilis indikator ekonomi yang semula dijadwalkan akan diterbitkan pada Selasa (18/10/2022), menunjukkan kepada pasar bahwa permintaan bahan bakar secara signifikan tertekan di wilayah tersebut.

"Ini bukan pertanda baik ketika China memutuskan untuk tidak mempublikasikan angka ekonomi," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York seperti dikutip oleh Reuters.

Kepatuhan China terhadap kebijakan nol-COVID terus meningkatkan ketidakpastian tentang pertumbuhan ekonomi negara itu, kata analis CMC Markets Tina Teng.

Juga membebani harga adalah kekhawatiran bahwa ekonomi global yang melambat akan mengganggu permintaan energi.

Sementara itu, para pedagang menunggu data persediaan bahan bakar AS karena Badan Informasi Energi AS (EIA) akan merilis laporan persediaan minyak mingguan AS pada Rabu waktu setempat.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top