Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 27 Sep 2024, 00:00 WIB

Semarang Berpotensi Jadi Magnet Pariwisata Internasional

Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat saat diskusi dengan tema Peran Digitalisasi untuk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah di Era 5.0, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/9).

Foto: Koran Jakarta/Henri Pelupessy

SEMARANG - Pengembangan pariwisata Kota Semarang dan Jawa Tengah mendapatkan perhatian khusus dari berbagai kalangan, termasuk dunia usaha. Dorongan sektor pariwisata yang kuat mempunyai daya saing yang tinggi di tingkat nasional dan internasional.

Hal itu disampaikan Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat dalam sebuah diskusi dengan tema Peran Digitalisasi untuk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah di Era 5.0, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/9).

Irwan menggarisbawahi potensi besar yang dimiliki Jawa Tengah, khususnya Semarang, untuk menjadi destinasi wisata unggulan.

"Semarang memiliki begitu banyak daya tarik, bahkan tanpa bandara internasional, kita tetap bisa berkontribusi membangun pariwisata dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat," ujar dia.

Ia kemudian mengungkapkan salah satu proyek ambisius yang tengah dibangun, yaitu Semarang Sport Center, yang diproyeksikan akan menjadi pusat olahraga modern berstandar internasional di Indonesia.

Sport Center ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti enam lapangan tenis, lapangan badminton, kolam renang, hingga food court yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik lokal maupun luar daerah.

Menurutnya, pembangunan tahap pertama proyek ini sudah dimulai, dan diharapkan selesai pada Februari tahun depan."Ini akan menjadi fasilitas terlengkap yang ada di Indonesia, bahkan dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya," tegasnya.

Selain fokus pada fasilitas olahraga, Irwan juga menyebut potensi besar yang dimiliki Rawa Pening, sebuah kawasan seluas 2.800 hektare yang dinilai setara dengan Danau Toba.

Disebutkan, salah satunya adalah Rawa Pening dapat dioptimalkan, sebagai destinasi wisata air, tetapi memerlukan penanganan serius terkait masalah eceng gondok yang menutupi sebagian besar wilayahnya.

"Rawa Pening adalah sumber air yang sangat berharga dan harus diselamatkan. Ke depannya, air akan menjadi sumber daya yang lebih bernilai daripada hasil tambang seperti batu bara atau minyak," jelasnya.

Tak hanya itu, Irwan juga mengangkat keberadaan pabrik jamu Sido Muncul, yang menurutnya merupakan pabrik jamu modern terbesar di dunia.

"Jika dibandingkan dengan pabrik jamu di negara lain, seperti Amerika, tidak ada yang lebih besar dari pabrik kami di Semarang," ucapnya dengan optimistis.

Pihaknya menegaskan, pentingnya partisipasi aktif dari masyarakat untuk mendukung pengembangan wisata lokal, sebab tanpa keterlibatan masyarakat, pembangunan yang diupayakan akan sulit mencapai hasil maksimal.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Jawa Tengah, Stefanus Surya Armada memberikan pandangan dari sudut pandang dunia usaha.

Menurutnya, Kadin sebagai wadah pelaku usaha memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi daerah, termasuk sektor pariwisata.

Stefanus menyoroti pentingnya sinkronisasi visi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat."Sering kali banyak program yang berjalan sendiri-sendiri, padahal jika ada visi bersama, potensi yang ada bisa lebih maksimal," ujar Stefanus.

Stefanus juga menekankan pentingnya roadmap yang jelas untuk mengukur keberhasilan pengembangan pariwisata di Jawa Tengah.

Menurutnya, tolok ukur ini perlu dievaluasi secara berkala untuk memastikan pertumbuhan sektor pariwisata berjalan sesuai dengan harapan.

Ia juga menyebutkan bahwa dengan infrastruktur jalan tol yang semakin baik, wisatawan lokal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan akan lebih mudah menjangkau Semarang sebagai destinasi wisata pilihan untuk berlibur di akhir pekan.

Salah satu kendala yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata adalah ketergantungan pada bandara internasional.Meski begitu, Stefanus optimistis bahwa Semarang tetap bisa menarik wisatawan dari daerah lain di Indonesia tanpa harus bergantung sepenuhnya pada bandara.

"Tidak perlu terlalu bergantung pada wisatawan mancanegara. Kita bisa fokus pada pasar wisatawan domestik yang juga sangat potensial," tambahnya.

Selain infrastruktur fisik, Stefanus menekankan perlunya pendekatan pemasaran yang lebih modern dan kreatif dalam mempromosikan wisata di Jawa Tengah.

"Cara-cara promosi harus lebih up to date dan segar agar menarik minat wisatawan, terutama generasi muda," ujarnya.

Menurut Stefanus, kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, akademisi, dan perbankan sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang solid dan berkelanjutan.

Dengan adanya berbagai rencana pengembangan seperti yang dipaparkan oleh Irwan dan Stefanus, Kota Semarang dan Jawa Tengah memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan.

Namun, untuk mewujudkannya, diperlukan sinergi yang kuat antara berbagai pihak, mulai dari pemerintah, dunia usaha, hingga masyarakat.

Jika berhasil, proyek-proyek besar seperti Semarang Sport Center dan revitalisasi Rawa Pening bukan hanya akan meningkatkan daya tarik wisata, tetapi juga berpotensi mendongkrak perekonomian lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Di tengah tantangan dan hambatan yang ada, optimisme tetap terjaga bahwa pariwisata Semarang akan berkembang pesat di masa depan.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Henri pelupessy

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.