Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Jalur Pelayaran

Selat Drake, Perairan Paling Berbahaya di Dunia

Foto : afp/ VANDERLEI ALMEIDA
A   A   A   Pengaturan Font

Bagi para pelaut, Selat Drake (Drake Passage) adalah momok. Lautan di sebelah selatan Tanjung Horn yang berada di wilayah Cile dan Argentina serta utara Kepulauan Shetland selatan di Antartika ini, dianggap sebagai salah satu jalur berbahaya bagi pelayaran.

Selat Drake selama ini terjadi karena karena arus di garis lintangnya tidak menemui hambatan dari daratan manapun. Oleh karena gelombangnya yang ada bisa mencapai mencapai 12 meter, membuatnya terkenal sebagai konvergensi laut yang paling kuat.

Upaya terbaru untuk memahami Selat Drake dilakukan oleh enam penjelajah. Mereka berlayar melawan angin, melawan ombak yang dipenuhi pecahan es, sebuah cara tersulit untuk mencapai Antartika.

Pada Desember 2019, penjelajah Fiann Paul memimpin tim atlet dalam ekspedisi luar biasa untuk dari Amerika selatan ke benua yang tertutup es. Untuk melakukannya, mereka harus menempuh perjalanan sejauh 965,6 kilometer melintasi salah satu perairan paling berbahaya di dunia yaitu Selat Drake.

"Dingin, basah dan kotor," ungkap Paul, menggambarkan seperti apa yang dirasanya. Ombak pendek yang menerjang secara berurutan adalah yang terburuk. "Ombak itu menghantam Anda seperti tembok," imbuh dia dikutip Live Science.

Badai mematikan bertiup melalui tempat yang ganas ini di mana Samudra Pasifik, Atlantik, dan Selatan bertemu. Di peta, "lengan kurus" Tanjung Horn dan Semenanjung Antartika saling berpegangan hanya dipisahkan oleh Selat Drake, yang dinamai menurut Sir Francis Drake, penjelajah Inggris abad ke-16 yang juga terlibat dalam perdagangan budak.

Beberapa orang lebih suka menyebut Selat Drake sebagai Mar de Hoces atau Laut Hoces, merujuk pada pelaut Spanyol yang bernama Francisco de Hoces, yang mana ia lebih dulu mencapai bagian dunia ini 50 tahun sebelum Drake melayarinya.

Beberapa arus laut terkuat di dunia mengalir melalui Selat Drake dan gelombang besar yang ganas telah menyebabkan kematian penumpang kapal di sana hingga tahun 2022. Beberapa pelayar bahkan telah melaporkan gelombang yang tingginya melebihi 19,8 meter.

Alasan utama mengapa Selat Drake begitu sering terjadi badai adalah karena Samudra Selatan, yang mengelilingi benua Antartika yang beku, tidak terputus oleh daratan membujur dari barat ke timur. Kondisi ini berarti angin dapat bertiup kencang di seluruh dunia tanpa hambatan.

Selat Drake menghubungkan Samudra Pasifik dan Atlantik dan terletak tepat di atas Samudra Selatan, yang mengelilingi Antartika. Karena samudra ini tidak terhalang oleh daratan, angin kencang dapat mengalir dengan mudah tanpa hambatan.

"Kami baru saja melewati badai besar dalam 24 jam terakhir," kata Karen Heywood, seorang ahli oseanografi fisik di University of East Anglia. Ia adalah anggota tim peneliti di atas RRS Sir David Attenborough. Ia berlayar ke tenggara melalui Selat Drake menuju Laut Weddell di sisi timur Semenanjung Antartika.

Dia dan rekan-rekannya bertujuan untuk mempelajari proses-proses di Laut Weddell yang menyerap karbon dari atmosfer dan menguncinya di lautan. Selat Drake sendiri adalah tempat peleburan dimana arus laut yang ekstrem membawa karbon, termasuk yang diendapkan oleh plankton, bertemu ke kedalaman tempat karbon tersebut dapat disimpan selama berabad-abad.

"Arus yang kuat di lintasan tersebut juga mengangkut material dari Pasifik yang jaraknya ribuan mil ke Atlantik utara. Perairan yang bergolak ini memiliki fungsi lain menjaga Antartika tetap dingin," kata Alberto Naveira Garabato, seorang ahli oceanografer fisika di Universitas Southampton.

Tanpa jembatan darat ke Amerika selatan, udara hangat akan jauh lebih sulit mencapai ujung paling selatan dunia. Model iklim menunjukkan bahwa ketika Selat Drake dibuka puluhan juta tahun yang lalu, tidak seorang pun tahu persis kapan selat itu memberikan kontribusi besar terhadap pendinginan Antartika.

"Anda dapat merasakan efek dingin Selat Drake saat Anda menyeberanginya dengan kapal. Tiba-tiba Anda berada di dunia yang dingin ini," jelas dia. "Itu terjadi begitu saja Anda dapat melihat transisi yang terjadi hanya dalam hitungan jam," imbuh Garabato.

Penyerap Karbon

Kekuatan pendinginan tempat yang unik ini berarti Selat Drake yang sangat berbahaya membantu melindungi planet ini. Jika Antartika adalah tempat yang jauh lebih hangat dan 11,5 juta mil persegi es yang menyelimuti benua itu mencair, naka permukaan laut global akan naik lebih dari 195 kaki.

"Selat Drake mungkin juga menjadi hot spot untuk penyerapan karbon. Proses penyimpanan karbon yang dipelajari oleh Heywood dan rekan-rekannya dapat sangat efisien disini dibandingkan dengan tempat lain di Bumi," kata Lilian Dove, seorang peneliti pasca doktoral di Universitas Brown.

Suhu Antartika yang sangat dingin salah satunya disumbang oleh keberadaan Selat Drake. Tidak adanya jembatan darat yang menghubungkan benua ini dengan Amerika selatan, membuat udara utara yang hangat tidak dapat mengalir dengan mudah ke selatan.

Pemandangan bawah laut dari tekstur gunung es yang terbentuk akibat pencairan dan aksi gelombang di Selat Drake, Semenanjung Palmer, Antartika. Di bawah gunung es di wilayah tersebut, karbon yang adalah polutan gas rumah kaca utama, tenggelam dan tersimpan di bawah permukaan laut. Tempat-tempat seperti ini di seluruh dunia sangat penting untuk melawan perubahan iklim.

Penelitian Dove menunjukkan bahwa lautan di wilayah ini kurang terstratifikasi sebagian karena angin kencang dan bentuk dasar laut yang tidak teratur. Itu berarti bahwa fitoplankton, misalnya, yang menangkap karbon dari atmosfer, dapat tersapu ke kedalaman dalam volume yang sangat besar.

Selat Drake bisa jadi merupakan salah satu dari segelintir titik panas penyerapan karbon di Samudra Selatan, yang secara kolektif menyerap 600 juta ton karbon dari atmosfer setiap tahun. Jumlah tersebut setara dengan sekitar seperenam dari semua karbon yang dilepaskan oleh aktivitas manusia setiap tahunnya.

Penting untuk mengingat banyaknya kehidupan non-manusia yang tumbuh subur di Selat Drake dan tempat-tempat lain di sekitar Antartika, kata Naveira Garabato. Arus yang kuat mengangkut nutrisi ke mana-mana, mendukung kehidupan dari plankton dan krill hingga paus terbesar. "Seluruh ekosistem Antartika bergantung pada arus naik seperti ini," kata dia. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top