Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Uang Beredar

Selama Ramadan, BI Jabar Gelontorkan Rp11,4 Triliun

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG - Sekitar 11,4 triliun rupiah digelontorkan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Barat (Jabar) selama momen Ramadan hingga Idul Fitri 2017. Jumlah uang yang beredar itu ternyata masih lebih kecil dari yang sudah dipersiapkan, yakni sebesar 16, 7 triliun rupiah.

Kepala Perwakilan BI Jabar Wiwiek Sisto Hidayat mengatakan uang itu disalurkan kepada seluruh perbankan di Jabar baik bank umum, syariah hingga BPR.

"Memang masih lebih rendah dari proyeksi kita, sekitar 12,6 triliun. Mungkin karena sudah mulai banyak yang menggunakan uang elektronik," ujarnya dalam jumpa pers di Kantor BI Jabar, Bandung, Jumat (7/7).

Namun menurutnya animo masyarakat dalam menggunakan uang kartal masih tetap tinggi, apalagi saat musim Lebaran. Penggunaan uang elektornik hingga Juli 2017 baru mencapai 211,9 miliar rupiah. Penggunaannya kemungkinan akan naik Oktober mendatang setelah adanya keharusan membayar tarif tol melalui transaksi non tunai.

Wiwiek juga menginformasikan jumlah penemuan uang palsu di wilayah Jabar hingga Juni mencapai 10.441 bilyet atau lembar palsu. Temuan uang palsu itu paling banyak dilaporkan oleh perbankan, sisanya oleh masyarakat. Pecahan yang paling banyak dipalsukan adalah 50 ribu rupiah dan 100 ribu rupiah. Sementra wilayah terbanyak penemuan kasus uang palsu adalah di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Garut.

Tetap Tumbuh

Sementara itu terkait pertumbuhan ekonomi makro di Jabar, Wiwiek mengatakan berdasarkan hasil survei terhadap kegiatan dunia usaha di Jabar, menunjukan pada triwulan II -2017 ada indikasi terjadinya pertumbuhan usaha sebesar 18,31 persen.

"Angka itu lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 15,69 persen," ujarnya.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Jabar masih didukung oleh tumbuhnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta pertanian, kehutanan dan perikanan.

Disisi lain Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan di Jabar hingga Mei 2017 mengalami peningkatan. DPK di Jabar pada Mei 2017 dibandingkan dengan triwulan I-2017 naik menjadi 8,35 persen dari sebelumnya 8,20 persen. Peningkatan DPK ini disebakan naiknya dana giro sekitar 3 persen dibandingkan bulan April.

Sementara itu pertumbuhan kredit ternyata mengalami penurunan, dari 8,40 persen pada April menjadi menjadi 8,06 persen pada bulan Mei. Turunnya kredit disebabkan turunnya kegiatan investasi di Jabar. Disisi lain ternyata perbankan di Jabar memang masih melakukan konsolidasi dengan menahan ekspansi kredit ditengah resiko kredit atau NPL yang naik.tgh/AR-2

Komentar

Komentar
()

Top