Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pertumbuhan Ekonomi

Selama 2018, Inflasi Jakarta Terkendali

Foto : istimewa

Trisno Nugroho

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan DKI Jakarta mencatatkan angka inflasi di Jakarta pada bulan Desember kemarin hanya sebesar 0,60 persen (mtm). Dinilai inflasi Jakarta sepanjang tahun 2018 tetap terkendali.

"Inflasi DKI Jakarta tahun 2018 tercatat sebesar 3,27 persen (yoy), sejalan dengan sasaran inflasi nasional tahun 2018 yang ditetapkan sebesar 3,5 persen ± 1 persen. Angka inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi tahun 2017 yang sebesar 3,72 persen (yoy)," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jakarta, Trisno Nugroho, di Jakarta, Rabu (2/1).

Faktor pendukung terkendalinya inflasi tahun 2018, ungkapnya, adalah terkendalinya ekspektasi inflasi masyarakat, tarif transportasi yang terjaga dan semakin solidnya program-program TPID Jakarta dalam menjaga kestabilan harga pangan di Ibu Kota. Bahkan, optimalisasi peran BUMD pangan dalam pengendalian harga, tetap menjadi model bisnis utama TPID Jakarta di Ibu Kota.

Meski demikian, lanjutnya, inflasi Jakarta pada Desember 2018 mengalami peningkatan sesuai dengan pola musimannya. Inflasi Jakarta tercatat sebesar 0,60 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya mencapai 0,30 persen (mtm).

"Kenaikan musiman ini terutama berasal dari kelompok bahan makanan seiring dengan meningkatnya permintaan akan beberapa bahan pangan utama dan adanya kenaikan tarif transportasi, khususnya transportasi udara," katanya.

Dia mengatakan, angka inflasi pada bulan Desember ini masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional (0,62 persen mtm). Namun, dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya (0,55 persen mtm), angka inflasi bulanan itu masih lebih tinggi.

"Inflasi bahan makanan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Meningkatnya inflasi bahan makanan terutama disebabkan oleh naiknya beberapa harga pangan utama seperti telur ayam ras, daging ayam ras, dan beras," ucapnya.

Selain itu, katanya, musim hujan berpengaruh terhadap pasokan hortikultura yang masuk ke Ibu Kota, karena hasil produksi di daerah produsen lebih mudah rusak karena cuaca. Pasokan beras tipe medium yang cenderung berkurang memengaruhi kenaikan harga beras.

"Namun, langkah pemerintah dalam melakukan operasi pasar beras sejak November 2018 berkontribusi dalam menahan gejolak harga yang berlebih. Kondisi ini berbeda dengan tahun 2017, karena harga beras naik signifikan. Berdasakan berbagai perkembangan dimaksud, inflasi bahan makanan DKI Jakarta tercatat sebesar 1,83 persen (mtm), sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata tiga tahun sebelumnya (1,70 persen mtm)," jelasnya.

Kelompok pengeluaran lainnya yang turut mengalami kenaikan akibat kenaikan harga bahan makanan adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Permintaan masyarakat yang meningkat diikuti dengan beberapa kenaikan harga bahan baku pangan, menyebabkan kenaikan harga pada subkelompok makanan jadi. pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top