Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pengembangan EBT - Pemerintah Target 20 Persen Penggunaan Kendaraan Listrik pada 2025

Sektor Industri Didorong Gunakan Hidrogen

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kemenperin mulai menginisiasi penerapan pemanfaatan hidrogen di Indonesia, baik sebagai sumber tenaga pembangkit listrik maupun sebagai bahan bakar untuk moda transportasi darat, udara, dan laut.

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membuka peluang kerja sama pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) dengan perusahaan industri terkemuka di Jerman. Kerja sama ini bagian dari rencana pemerintah menggunakan hidrogen sebagai energi di sektor industri.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, Jumat (27/5), bertemu dengan APUS Group. Perusahaan Jerman ini memiliki inisiatif APUS Zero Emission. Hal itu sejalan dengan fokus Pertemuan Tahunan World Economic Forum 2022 mengenai EBT. Pertemuan ini juga melanjutkan rangkaian kunjungan kerjanya di Eropa.

Dia menerangkan, sebagai agensi desain European Aviation Safety Agency (EASA), APUS Group meneliti bagaimana hidrogen dapat digunakan secara aman dan ekonomis. "Hasil penelitian dan pengalaman dari berbagai proyek dan kerja sama diterapkan dalam produk APUS i-2 dan APUS i-5 untuk membangun pesawat hybrid-listrik sel bahan bakar hidrogen dengan kinerja yang sangat baik," jelas Menperin di Jakarta, Minggu (29/5).

Hidrogen merupakan sumber energi alternatif untuk bahan bakar yang bisa diterapkan bagi sektor industri, transportasi, pembangkit listrik, tenaga portabel, dan sektor lainnya. Pemerintah melalui Kemenperin mulai menginisiasi penerapan pemanfaatan hidrogen di Indonesia, baik sebagai sumber tenaga pembangkit listrik maupun sebagai bahan bakar untuk moda transportasi darat, udara, dan laut.

Hidrogen sebagai pengganti energi fosil saat ini masih dikembangkan di sektor pembangkit listrik. Kini, teknologinya merupakan hybrid dengan kombinasi hidrogen dan gas alam (grey hydrogen), yang masih menghasilkan emisi karbon. "Kami berharap untuk dapat memasukkan hidrogen biru pada tahap berikutnya," ujar Menperin.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top