Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sekretaris MUI Jateng Sembuh dari Covid-19

Foto : Istimewa

Sekretaris MUI Jateng KH Muhyiddin.

A   A   A   Pengaturan Font

SEMARANG - Hingga kini, wabah Covid-19 masih belum ditemukan vaksinnya. Ada banyak cerita di balik pasien yang sembuh dari Covid-19, yang kali pertama muncul dari Wuhan, Tiongkok. Seperti disampaikan KH Muhyiddin, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, yang pernah divonis terjangkit Covid-19 dan menjalani karantina hingga sembuh.

Sebagian orang mungkin banyak yang bertanya, apa yang dilakukan sehingga selamat dari virus tersebut. Ada banyak cerita, di bawah kecemasan berbagai usaha keras ia lakukan demi sembuh dari virus itu. "Setelah tes dan dinyatakan positif (Covid-19), saya langsung menjalani karantina," ujar Muhyiddin, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (3/8).

Menurut siaran persnya, selama di karantina, rasa cemas selalu menghampiri. Apalagi, berita yang bermunculan bahwa Covid-19 telah menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. "Memang virus korona ini tidak pandang bulu. Dari berita semua orang bisa kena dari yang miskin, yang kaya, orang besar dan kecil, serta dokter pun bisa kena. Ini yang membuat saya semakin cemas," katanya.

Tidak banyak yang dilakukan, namun dia terus berupaya demi kesembuhan. Komunikasi dengan keluarga hanya bisa dilakukan lewat media sosial. Langkah pertama selama karantina adalah mengonsumsi sari tebu produk olahan petani tebu di Kabupaten Kudus. Selain itu, dia diberi makanan, buah-buahan, hingga air zam-zam oleh petugas karantina.

"Kalau saya mantapnya usaha karena minum sari tebu dari Kudus. Itu karena resep dari adik saya. Selain itu air zam-zam. Tubuh saya terasa segar. Sari tebu saya minum tiga kali sehari, kalau air zam-zam dua kali," kata dia.

Dia menjalani karantina hanya selama delapan hari, setelah dilakukan tes ulang sudah dinyatakan negatif. "Hanya delapan hari saya dikarantina. Setelah dites sudah negatif," ujarnya.

Dia tidak tahu persis tertular dari siapa dan di mana. Dugaannya, karena sempat menerima banyak tamu untuk audiensi di ruangannya yang relatif terbatas. Selain itu, ia suka berbelanja di minimarket.

"Saya tidak tahu tertular dari mana. Tapi pernah ada audiensi di ruang ini yang ternyata diikuti banyak orang. Tapi saya juga suka belanja di minimarket, mungkin bisa lewat uang kembalian," ungkap dia.

Dari pengalaman itu, dia berpesan kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. "Saya sudah mematuhi protokol kesehatan, tapi setelah kena saya nambah ketat lagi," katanya.

Muhyiddin meminta, kepada ulama untuk dapat bersinergi dengan pemerintah dan ahli kesehatan dalam menentukan hukum terkait Covid-19. "Saya mengajak umat Islam, tokoh, kiai hendaknua tidak berpikir sendiri seolah ijtihad, karena bukan bidangnya. Kita cukup bermadzhab kepada ilmuan bidang virus dan penyakit," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, ia mendoakan ulama, tokoh masyarakat dan seluruh masyarakat yang telah meninggal dunia karena Covid-19 dapat diterima di sisi Tuhan. "Semoga yang telah meninggal dunia, meninggal Sahid," kata Muhyiddin. mar/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top