Sekolah Diharapkan Rancang Sistem Pembelajaran Campuran
Sejumlah siswa kelas satu mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di SD Negeri 060884, Medan Petisah, Medan, Sumatera Utara, Rabu (24/11/2021).
Perkembangan zaman menuntut guru tidak hanya mengabdi, tapi juga mampu menajalankan tugasnya secara profesional.
JAKARTA - Sekolah diminta merancang sistem hybrid learning atau pembelajaran campuran antara luring dan daring. Pandemi Covid-19 mengakselerasi pemanfaatan teknologi yang harus tetap dioptimalkan dalam pembelajaran. Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo, dalam perayaan HUT KE-76 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), di Jakarta, Sabtu (27/11).
"Saya mengharapkan semua sekolah merancang sistem pembelajaran yang efektif untuk hybrid learning," ujarnya. Dia mengapresiasi para guru kreatif dan inovatif yang menciptakan terobosan di tengah keterbatasan.
Presiden menekankan, materi-materi pembelajaran harus lebih konstekstual untuk masa depan siswa. Materi pembelajaran harus menarik dan memantik kepekaan siswa terhadap perubahan dan perkembangan.
"Kita harus membuat materi dan metode pembelajaran yang lebih menarik. Tidak kalah menarik dibandingkan dengan apa yang ada di media sosial," jelasnya. Ini sekaligus lebih peka terhadap perubahan dan perkembangan masa depan.
Pelatihan Guru
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Unifah Rosyidi, menilai, pihaknya memanfaatkan teknologi untuk mendorong guru untuk saling belajar. PGRI memfasilitasi jutaan guru berlatih termasuk dalam menghadapi ujian Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya