Sekjen PBB Ingatkan Mekanisme untuk Meringankan Beban Utang Masih Jauh dari Memadai
Sekjen PBB, Antonio Guterres, saat tiba untuk berunding dengan Menteri Hubungan dan Kerja Sama Internasional Afrika Selatan, Ronald Lamola, guna membahas prioritas kepemimpinan G20, pembangunan berkelanjutan, dan komitmen iklim, di Pretoria, Rabu (11/12).
Foto: istimewaJOHANNESBURG – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, pada hari Rabu (11/12), mengatakan mekanisme penghapusan utang yang ada saat ini masih jauh dari memadai untuk mengatasi kerentanan global, dan menyerukan kepada negara-negara G-20 untuk berbuat lebih banyak guna mewujudkan keadilan keuangan.
Dikutip dari The Straits Times, Guterres menyampaikan komentar tersebut saat berkunjung ke Afrika Selatan, yang menjadi negara Afrika pertama yang memimpin G20 saat mengambil alih pimpinan forum internasional ekonomi maju dan berkembang bulan ini.
"Kerangka Kerja Bersama G20, sebuah arsitektur keringanan utang yang diluncurkan selama pandemi Covid-19 untuk membantu negara-negara yang terlilit utang besar untuk kembali ke jalur yang benar dengan cepat, telah dikritik menyusul lambatnya restrukturisasi di negara-negara termasuk Zambia.
- Baca Juga: Trump Tinggalkan Perjanjian Iklim Paris
- Baca Juga: Militer: “Kekuatan Asing” Berusaha Memetakan Filipina
"Saya mengakui semua upaya yang telah dilakukan G20 terkait dengan apa yang disebut 'Kerangka Kerja', tetapi mari kita perjelas. Kita masih jauh dari memiliki instrumen yang mampu mengatasi masalah utang yang ada di tingkat global," kata Guterres dalam acara G20 di Johannesburg.
Kita memerlukan solusi yang berarti untuk mengatasi krisis utang, sehingga negara-negara dapat berinvestasi dalam memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya dan mendorong pembangunan jangka panjang.
Perlu Direformasi
Guterres menggunakan pidatonya kepada para pejabat keuangan G20 untuk menggarisbawahi lembaga tata kelola global perlu direformasi agar dapat melayani negara-negara Afrika dengan lebih baik.
Ia mengatakan harus ada peningkatan peran bank pembangunan multilateral dan pendanaan lunak yang lebih besar, tetapi peningkatan produk domestik bruto tidak boleh menjadi satu-satunya metrik yang ditargetkan. "Sangat penting untuk memperhatikan secara khusus kerentanan," kata Guterres.
Menteri Keuangan Afrika Selatan, Enoch Godongwana, mengatakan pada acara yang sama bahwa mengatasi kerentanan utang akan menjadi fokus kepresidenan G20 negaranya.
Afrika Selatan akan mengusulkan pembentukan panel ahli untuk fokus secara khusus pada kebutuhan pembiayaan Afrika, katanya, seraya menambahkan keberlanjutan utang tidak dapat diselesaikan melalui Kerangka Kerja Bersama saja.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 2 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
- 5 BPJS Ketenagakerjaan Apresiasi Menteri Kebudayaan Lindungi Pelaku Kebudayaan
Berita Terkini
- Miliarder Michael Bloomberg akan Danai Badan Iklim PBB
- Trump Ancam Putin untuk Mengakhiri Perang Ukraina Segera!
- Erupsi Gunung Ibu Memaksa 1.214 Jiwa Mengungsi
- Menkes Tegaskan Masyarakat Non-peserta BPJS Kesehatan Tetap Bisa Ikut PKG
- Masalah Pagar Laut Tangerang Karena Tumpang Tindih Kewenangan Ditambah Koordinasi yang Lemah