Sejarah Wisata Kebun Raya Bogor
Foto: IstimewaBogor, kota hujan dengan ribuan wisata cantik. Kota sejuk ini telah berkembang menjadi kawasan wisata dengan banyak pesona, salah satunya Kebun Raya Bogor atau KRB.
Selain menikmati keindahan alam ribuan tumbuhan dan pepohonan, Anda juga bisa belajar banyak tentang sejarah, flora dan fauna di sini.
Kebun Raya Bogor merupakan sebuah kebun raya yang selain digunakan sebagai tempat untuk melindungi berbagai tumbuhan juga sering dijadikan sebagai tempat peristirahatan oleh wisatawan lokal di Bogor dan daerah lain di Indonesia.
Taman di Istana Bogor memiliki luas sekitar 87 hektar dan memiliki sekitar 15.000 jenis tumbuhan, akan menjadi tempat yang sangat luas dan menyenangkan untuk bersantai bersama keluarga.
Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan di Kebun Raya Bogor ini. Meskipun sebagian besar kawasannya berisi taman-taman bunga dan pepohonan, jangan anggap Anda hanya bisa duduk-duduk sepanjang waktu dan hanya bisa memandang bunga atau pepohonan itu saja.
Selain itu, terdapat beberapa bangunan dan benda bersejarah yang dapat menambah pemahaman kita tentang peristiwa masa lalu sebelum kemerdekaan. Maka dari itu, bisa dikatakan Anda akan mendapatkan pengalaman liburan yang benar-benar lengkap di kebun raya ini.
Sebagai informasi, Kebun Raya Bogor memiliki tiga cabang yaitu Kebun Raya Purwodadi, Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Bali.
Awalnya, tempat ini merupakan bagian dari hutan buatan (samida) pada masa pemerintahan Raja Siri Wangi (1474-1513) Kerajaan Matahari. Hal ini bisa dijelaskan pada prasasti Batutulis di Jalan Batutulis, selatan Bogor.
Samida bertujuan untuk melindungi lingkungan dan melestarikan bibit kayu langka. Sampai akhirnya Kerajaan Sunda menyerah pada Kesultanan Banten (1579), hutan ini dibiarkan begitu saja.
Di masa penjajahan Belanda, Van der Capellen dikirim ke Indonesia untuk memerintah dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Ia ditemani seorang ilmuwan botani bernama Reindwardt.
Sesampainya di Bogor yang dulu bernama Buitenzorg, Reindwardt langsung memulai riset dan meneliti berbagai tanaman yang berguna untuk pengobatan. Tanaman ini kemudian dikumpulkan di halaman Istana Bogor yang sempat dihuni Thomas Stamford Raffles pada 1811 - 1816.
Raffles sendiri memiliki minat yang tak kalah besar di bidang botani. Dibantu William Kent, halaman Istana Bogor ternyata sudah ia sulap menjadi taman bergaya Inggris klasik yang menjadi cikal bakal sejarah Kebun Raya Bogor.
Tanggal 15 April 1817, Reindwardt mengajukan ide untuk mendirikan kebun botani ke Van der Capellen. Ide ini disetujui dan akhirnya, 18 Mei 1817, Lands Plantentuin de Buitenzorg (KRB) diresmikan.
Mendapat tanah sebesar 47 ha di sekitar halaman Istana dan bekas samida, Reindwardt semakin giat mengumpulkan tanaman dan benih dari berbagai penjuru nusantara. Diperkirakan, ada sekitar 900 tanaman yang berhasil ia koleksi.
Bogor pun segera menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Reindwardt juga menjadi perintis pembuatan herbarium dan mendirikan Herbarium Bogoriense
Reindwardt sendiri adalah seorang profesor ilmu botani yang sebelum melakukan ekspedisi ilmu pengetahuan ke Indonesia, juga merupakan rektor di sebuah universitas di Belanda.
Bahkan bukan hanya menyumbang ide, Reindwardt juga turun langsung untuk membangun dan mengumpulkan serta menanam bibit-bibit tanaman baru di Kebun Raya Bogor.
Kini sebagai tanda jasa atas usaha yang telah dilakukan Reindwardt, di kawasan Kebun Raya Bogor telah dibangung sebuah tugu atau monumen yang bernama monumen Reinwardt.
Lebih lanjut, tokoh lainnya yang juga sangat berperan dalam mengembangkan Kebun Raya Bogor hingga menjadi seperti yang kita lihat sekarang ini adalah seorang pria berkebangsaan Belanda yang bernama Johannes Elias Teijsmann.
Sama seperti Reinwardt, Teijsmann juga merupakan seorang ahli botani yang gemar mempelajari hal-hal yang berbau ilmu alam, khususnya tumbuhan dan hewan.
Sepeninggal Reinwardt yang pada tahun 1823 harus kembali ke negara asalnya, Teijsmann lah yang kemudian meneruskan mimpi dan cita-cita Reindwardt untuk membangun dan mengembangkan Kebun Raya Bogor.
Dengan keuletan dan kerja keras seorang Teijsmann, akhirnya Kebun Raya Bogor mengalami perkembangan pesat dengan isi ribuan tanaman dan pepohonan yang sudah dikelompokkan berdasarkan spesies dan jenisnya.
Karena itu selain monumen Reindwardt, di Kebun Raya Bogor Anda juga akan menemukan sebuah monumen yang bernama tugu Teijsmann sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya.
Sebagai lokasi wisata yang menjadi icon dan andalan kota Bogor, kebun raya ini tentunya sudah dilengkapi dengan fasilitas dan wahana yang cukup lengkap.
Beberapa fasilitas umum seperti area parkir, tempat ibadah, toko souvenir, penjual makanan dan minuman, perpustakaan, hingga mobil wisata bisa Anda temukan di Kebun Raya Bogor.
Nah dari sekian banyak wahana wisata yang ada di Kebun Raya Bogor, ada beberapa wahana yang ternyata cukup ramai dikunjungi sehingga disebut sebagai wahana favorit pengunjung salah satunya Jembatan Putus cinta, Taman Mexico dan lainnya. arn
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Aris N
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Buruan, Wajib Pajak Mulai Bisa Login ke Coretax DJP
- 3 Arsenal Berambisi Lanjutkan Tren Kemenangan di Boxing Day
- 4 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 5 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
Berita Terkini
- Malam Tahun Baru 2025, Polda Metro Jaya berlakukan "Car Free Night"
- Malam Tahun Baru 2025, Commuter Line Beroperasi 24 Jam
- Dinas PUPR Pekanbaru Gencarkan Pembersihan Saluran Drainase dan Sungai
- BPK Wilayah XX Inventarisasi Objek Diduga Cagar Budaya di Ambon
- KKP Serahkan Kapal Ikan Hasil Rampasan kepada Nelayan di Banyuwangi