Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pasar Modal Indonesia - “Banteng Wulung” Jadi Ikon Pertumbuhan Pasar Modal

Sejak 40 Tahun Berdiri, IHSG Melambung 5.000 Persen

Foto : ANTARA/Rivan Awal Lingga

PERESMIAN BANTENG WULUNG - Menko bidang Perekonomian Darmin Nasution (kanan), Menkeu Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri), Direktur Utama BEI Tito Sulistio (kiri), dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kedua kanan) berfoto di depan patung Banteng Wulung saat peringatan 40 tahun Pasar Modal Indonesia di Jakarta, Minggu (13/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Industri pasar modal Indonesia saat ini sudah menjadi salah satu tujuan investasi yang menarik bagi para investor, baik lokal maupun asing. Untuk itu, Pasar Modal Indonesia diharapkan semakin siap dan matang dalam menghadapi persaingan dan tantangan global.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengungkapkan jika menoleh ke belakang pada empat dasawarsa lalu, yakni tahun 1977, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baru berada di level 98,00. "Sementara per 11 Agustus kemarin, IHSG sudah berada di level 5.766,13, atau meningkat lebih dari 5.000 persen," ujar Wimboh saat memberikan sambutan peringatan HUT Ke-40 Pasar Modal Indonesia bertema Langkah Baru Kedewasaan Pasar Modal, di Jakarta, Minggu (13/8).

Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar yang pada tahun 1977 baru mencapai 2,73 miliar rupiah. "Maka per 11 Agustus kemarin nilai kapitalisasi pasar kita sudah mencapai 6.319,55 triliun rupiah, atau meningkat lebih dari 200 ribu persen," ucap Wimboh. Wimboh menambahkan, saat ini Pasar Modal Indonesia mulai disejajarkan dengan beberapa negara maju baik di kawasan ASEAN maupun dunia.

"Dengan infrastruktur yang lebih mumpuni dan dukungan emiten, regulator, dan seluruh insan Pasar Modal Indonesia, saya meyakini kita mampu melesat menjadi salah satu pasar modal yang terbaik di dunia," ungkap. Pasar Modal Indonesia juga sudah berkembang menjadi salah satu sumber pendanaan jangka panjang (source of longterm financing) yang penting bagi dunia usaha dan juga bagi pemerintah untuk membiayai berbagai program pembangunan nasional, khususnya pembangunan infrastruktur, di tengah mulai terbatasnya pembiayaan dari sektor perbankan yang cenderung berjangka pendek.

Sebagaimana diketahui, saat ini pemerintah sedang gencar melakukan pembangunan berbagai sarana infrastruktur pendukung seperti pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik, jalur kereta api, dan bandara, yang semuanya tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Jika keseluruhan pembiayaan pembangunan infrastruktur tersebut mengandalkan APBN, tentunya tidak akan mencukupi. APBN yang tersedia dalam lima tahun diperkirakan hanya 1.500 triliun rupiah, sementara kebutuhan pembangunan diperkirakan lebih dari 5.000 triliun rupiah.

Untuk itu, salah satu strategi yang saat ini dipilih adalah melalui pemanfaatan berbagai instrumen pembiayaan di sektor pasar modal, mulai dari instrumen konvensional seperti saham dan obligasi, hingga berbagai instrumen investasi lainnya, di antaranya Dana Investasi Infrastruktur berbentuk KIK, Efek Beragun Aset (EBA) termasuk EBA Surat Partisipasi, Dana Investasi Real Estate baik yang konvensional maupun Syariah, Reksa Dana Penyertaan Terbatas, Reksa Dana Target Waktu, Dana Investasi Multi Aset berbentuk KIK.

Banteng Wulung

Pada kesempatan yang sama patung banteng bernama Banteng Wulung (IDX Bull Statue) diresmikan sebagai ikon pengharapan positif terhadap industri Pasar Modal Indonesia agar terus mencatatkan pertumbuhan. Bull statue juga telah dimiliki oleh bursabursa dunia lainnya, seperti New York, Amsterdam, Frankfurt, Bulgaria, Shanghai, Shenzhen, Korea, dan Mumbai. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulitio, menuturkan patung banteng telah dikenal sebagai simbol pasar keuangan dunia yang menggambarkan optimisme dan masa depan lebih baik.

"Diresmikannya patung Banteng Wulung tersebut diharapkan dapat mendorong Pasar Modal Indonesia untuk tetap bergerak positif atau bullish. Tidak hanya di Indonesia, namun juga saat bersaing dengan negara lain," ucap dia. Patung banteng di negara lain biasanya dibuat dari perunggu atau campuran semen dan batu.

Namun, patung Banteng Wulung ini berbeda dengan yang dimiliki negara lain, sebab patung Banteng Wulung terbuat dari fosil kayu yang berusia lebih dari 2,5 juta tahun silam berasal dari Lebak, Banten. Patung seberat tujuh ton tersebut dibuat oleh seniman asal Bali.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top