Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aktivitas Warga

Sebelum WFH, Perkuat Dulu Jaringan Internet

Foto : ANTARA/Walda

Tangkapan layar Pakar Transportasi, Danang Parikesit di Jakarta, Kamis (6/7/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Jika ingin sungguh-sungguh menerapkan bekerja dari rumah (WFH), Pemprov DKI Jakarta harus lebih dulu serius dalam meningkatkan kualitas internet. Sebab, internet menjadi tulang punggung WFH. Jakarta telah berencana menerapkan WFH untuk mengurangi kemacetan. Usul ini disampaikan pengamat Transportasi, Danang Parikesit,dalam Diskusi Grup Terfokus (focus group discussion/FGD) Penanganan Kemacetan Jakarta, Kamis (6/7).

"Saya ingin mengharapkan ada effort besar dari Pemprov dalam meningkatkan kemampuan internet conectivity," tuturnya. Menurut dia, penerapan WFH akan mengurangi aktivitas warga di luar, khususnya kendaraan di jalanan. Kondisi itu membuat masyarakat harus mengandalkan teknologi informasi guna melanjutkan pekerjaan.

Konektivitas dapat berjalan baik jika Pemprov DKI bisa menyediakan jaringan internet andal. Dengan demikian, aktivitas fisik bisa digantikan dengan virtual secara penuh.
"Kita mengurangi physical mobility. Ini challenge bagaimana kita mendorong lebih banyak virtual mobility daripada physical mobility," jelasnya.

Danang berharap pemprov bisa memulai langkah-langkah konkret guna memperbaiki kualitas jaringan internet Ibu Kota. Sebelumnya, anggota DPRD Jakarta, Wiliam Aditya Sarana, mendesak DKI kembali memberlakukan sistem kerja WFH seperti era pandemi untuk mengurangi kemacetan.

"Saya usulkan, penerapan WFH saat pandemi sudah terbukti berhasil kurangi kemacetan," jelas anggota Komisi A itu. Menurut Wiliam, penerapan WFH saat pandemi terbukti menurunkan kemacetan. Selain itu, kualitas udara juga semakin baik lantaran tidak banyak kendaraan lalu-lalang.

Untuk mewujudkan usulan kebijakan tersebut, Wiliam minta Pemprov DKI Jakarta berkoordinasi dengan perusahaan dan pengelola perkantoran guna membahas sistem kerja dari rumah. "Mungkin sistem kerja hybrid bisa juga. Jadi, tiga hari WFH. Sisanya di kantor. Itu perlu dipertimbangkan," usul dia.

Namun, perlu juga mengadakan pendekatan ke kantor-kantor swasta agar mereka juga mau menerapkan WFH. Sebab, bila hanya pegawai DKI yang bekerja di rumah, rasanya dampaknya tidak seberapa.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top