Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Nasional

SD Perdana Sukamara Ungkap Implementasi Kurikulum Merdeka

Foto : Koran Jakarta/M.Ma'ruf

Kepala Sekolah SD Perdana Sukamara, Krisdiana (kanan) dan Guru SD Perdana Sukamara, Cut Maharani (kiri), saat ditemui Koran Jakarta di SD Perdana Sukamara, Kalimantan Tengah, pekan lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kepala Sekolah SD Perdana Sukamara, Krisdiana, mengungkapkan proses implementasi Kurikulum Merdeka. Menurutnya, Kurikulum Merdeka yang telah menjadi Kurikulum Nasional lebih baik dari Kurikulum 2013.

"Kalau kurikulum 2013 ada 9 tema yang mesti diberikan sampai habis mau murid mengerti atau tidak," ujar Krisdiana, saat ditemui Koran Jakarta di SD Perdana Sukamara, Kalimantan Tengah, pekan lalu.

Dia mengatakan, proses implementasi Kurikulum Merdeka yaitu mendorong guru harus sering belajar dan menyiapkan materi-materi baru.

Menurutnya, hal tersebut penting karena murid generasi saat ini mudah mengakses informasi dari internet, termasuk jenjang SD.

Krisdiana menambahkan, pendekatan pembelajaran juga mesti jadi perhatian dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Menurutnya, murid akan lebih cepat menangkap materi melalui permainan.

"Anak-anak senang permainan. Kita lakukan itu sebagai pendekatan pembelajaran. Anak-anak juga penasaran untuk membuktikan informasi yang didapat. Lebih kritis," jelasnya.

Penguatan Karakter

Guru SD Perdana Sukamara, Cut Maharani, menjelaskan implementasi Kurikulum Merdeka menyesuaikan dengan masing-masing kelas. Untuk kelas tingkat awal diprioritaskan pada penguatan karakter siswa.

"Untuk kelas 1 dan 2 memang tantangannya mengondusifkan kelas," katanya. Dia mencontohkan, salah satu kasus adalah siswa sering bergerombol pergi ke kamar mandi.

Akhirnya dia menggunakan membuat media pembelajaran berupa kartu rambu untuk mengajarkan siswa budaya mengantre.

"Mungkin tampaknya sepele, tapi sebenarnya dampak besar. Siswa jadi lebih teratur. Kita juga tidak menghukum untuk mendorong siswa bisa meminta maaf dan mengaku salah," tuturnya. ruf/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top