Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Tinia Budiati, soal izin Djakarta Warehouse Project

Saya Sudah Peringatkan Mereka

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Djakarta Warehouse Projects (DWP) digelar untuk kali ketiganya tahun ini. Seperti sebelumnya, perhelatan musik disko dan remix ini bakal mendatangkan disk jockey (DJ) ternama dari mancanegara. Namun, DWP ditentang beragam pihak. Pasalnya, ajang musik kebarat-baratan itu disinyalir sering disalahgunakan menjadi tempat beredarnya narkoba dan seks bebas.

Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap saja mengizinkan acara itu digelar karena bisa menyerap tenaga kerja fantastis.

Untuk mengetahui lebih lanjut akan hal itu, reporter Koran Jakarta, Peri Irawan mewawancarai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Tinia Budiati, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (11/12). Berikut petikannya:

Kabarnya, acara DWP harus menyelipkan budaya atau kearifan lokal. Maksudnya seperti apa?
Jadi, saat acara ditengah diberi jeda akan ada musik bervariasi dikombinasi dengan tarian daerah. Mereka kan suka ada dancenya, teknisnya mereka yang tahu. Misalnya mereka gunakan pakaian nasional, tapi tentu kombinasi, kontemporer, tapi ciri nasionalnya ada. Di tengah atau di awal akan nyanyikan Indonesia Raya, untuk ingatkan we are Indonesian".

Jadi, kita Lalu bagaimana pengawasan Anda yang kabarnya acara DWP ini penuh seks bebas atau narkoba?
Tuduhan selama ini ada seks bebas, penjualan narkoba, pesta miras, itu akan kita tetap kontrol, memang tahun lalu enggak di kontrol. Saya tanya emang di werehouse bisa ada seks bebas? Mana mungkin.

Kabarnya, salah satu DJ yang mengisi acara itu selalu pakai bikini?
Kita pakaikan saja dia pakaian normal, bisa lah, ketika siapa namanya, lady gaga, itu kan dia sudah disiapin untuk pakaian yang enggak ini, sebagian besar penyanyi atau artis asing sudah diwarning agar mereka harus pakaian sopan.

Jika mereka tetap berpakaian nggak sopan, Anda akan memberikan sanksi?
Nggak mungkin, kita pasti ini deh, karena enggak sopan setiap orang punya kadar berbeda. Sekarang kalau nggak sopan berarti yang di kolam renang juga nggak sopan dong, kecuali yang ditelanjang bebas. Maksudnya begini loh, yang jelas sesuai norma ketimuran gitu loh.

Apakah Anda sudah berkoordinasi soal ini dengan Ismaya Group sebagai penyelenggara DWP?
Saya sudah warning mereka, kalau mereka macam-macam, ini bukan hanya tahun ini tapi menyangkut izin tahun-tahun berikutnya.

Adakah kerjasama dengan sanggar tari di Jakarta?
Pastilah, bukan Jakarta tapi Indonesia lah, ini kan Indonesia. Jakarta dibanding provinsi lain kita tuh tertinggal loh, karena apa kita selalu berpikiran ibu kota negara, setelah jadi provinsi kita harus kejar ketertinggalan lain, iya coba bandingkan dengan Bali Jogja, Jawa Tengah, mereka sudah jauh.

Seperti apa hasil pertemuan dengan Ismaya group itu?
Sudah saya warning bukan hanya lewat WA. Kita sudah rapatkan kalau mereka melanggar apa yang dituduhkan, kita akan pertimbangkan tahun depan.

Lalu bagaimana tanggapan Ismaya soal kearifan lokal itu?
Oh itu inisiatif mereka sendiri kok, bukan dari kita.P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top